Cercaan Terhadap Budi Santosa Rektor ITK Makin Membesar,

1 Mei 2022, 15:22 WIB
Polemik. Tulisan Rektor ITK di facebooks mengundang banyak kontroversi dan bernuansa sara./pikiran-rakyat.com /
 

SABACIREBON-Polemik tulisan Prof Budi Santosa Purwokartiko Rektor Iinstitut Teknolog Kalimantan (ITK) di laman facebook nya yang sempat viral,  diperkirakan akan berbuntut panjang.

Budi sebelumnya sempat menyebut, "manusia gurun bagi wanita yang memakai hijab"

Ia juga juga memuji mahasiswa-mahasiswa hebat dari kebiasaan mereka yang tidak memakai kata-kata agamis,  'Insyaallah, qadarallah, syiar'.

Baca Juga: Beberapa Tradisi Lebaran di Indonesia Paling Khas

Reaksi yang paling awal datang dari  Menko Polhukam Mahfud MD. Diperkirakan reaksi serupa juga akan datang muncul. Baik dari Ormas maupun Partai Politik.

Yang terbaru adalah sikap yang dikeluarkan PKS Jabar, "Kami mengutuk pernyataan yang menimbulkan kebencian di medsos tersebut"

PKS lewat Ecky Awal Mucharam  mengatakan, komentar Budi bernada rasis, sangat menyakitkan umat Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan dan persatuan Indonesia. Ecky Anggota Komisi XI DPR RI.

Baca Juga: Kemenag Himbau Masyarakat Untuk Tidak Takbir Keliling

Apa yang dikatakan Budi dinilai, suatu ketidakpatutan, merendahkan dan memposisikan (otak) pemakai hijab "lebih tidak open minded".

Alumnus Fakultas Teknik ITS ini, merupakan pewawancara Program Dikti, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) LPDP.

Untuk apa yang dikatakannya itu dituduh melakukan tindakan sara.

Lewat Facebook-nya yang membandingkan gaya bahasa dan gaya berpakaian.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 1443 H: Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?

Pikiran Rakyat menulis, Dalam wawancara itu, Budi dilaporkan melontarkan ucapan "12 mahasiswi yang diwawancarai tidak ada satupun yang menutup kepala ala manusia gurun sehingga otaknya benar-benar open minded."

"Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat, usaha-usaha mendukung cita-citanya, apa kontribusinya untuk masyarakat dan bangsanya,” kata Budi dalam tulisan tersebut..

Reaksi

Sontak tulisan Budi mengundang banyak reaksi.  Lukman Hidayat, seorang pendidik menyatakan, Budi sangat tidak mencerminkan sikap seseorang yang mengerti akan nilai-nilai Pancasila. Tulisannya rasis dan kental akan muatan SARA. 

Baca Juga: Hari ini, Jonatan Christie dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoch Siap Membawa Gelar

Sebagai seorang guru besar seharusnya fokus membuat karya-karya ilmiah, bukan malah menghina nilai-nilai ajaran Islam. Sebagai seorang pemeluk agama Islam saya sangat tersinggung berat dengan apa yang ditulisnya.

Semoga engkau segera mendapatkan konsekuensi dari perbuaatanmu ini di dunia maupun akhirat.

Menurut Mahfud MD,  "Pakaian yg Islami itu adl niat menutup aurat dan sopan; modelnya bisa beragam dan tak hrs pakai cadar atau gamis. Model pakaian adl produk budaya. Maka itu menuduh orang pakai penutup kepala spt jilbab ala Indonesia, Melayu, Jawa, dll sbg manusia gurun adl salah besar," kata Mahfud.

Baca Juga: PT KAI Daop 3 Cirebon menyediakan “Layanan Connecting Train”

Sejak tahun 1990-an banyak sekali profesor2 di kampus besar spt UI, ITB, UGM, IPB, dll yg tadinya tdk berjilbab menjadi berjilbab. Ibu Dirut Pertamina dan Kepala Badan POM jg berjilbab. Mereka jg pandai2 tp toleran, meramu keislaman dan keindonesiaan dlm nasionalisme yang ramah.***

 

 


Editor: Aria Zetra

Sumber: Pikiran Rakyat Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler