Masih Terus Merebak, Berikut Alasan untuk Tidak Perlu Takut dan Khawatir akan Virus Corona

1 Maret 2020, 16:39 WIB
ILUSTRASI COVID-19.* /Pixabay/geralt//


PIKIRAN RAKYAT - Virus corona kini tengah menjadi virus yang sangat ditakuti oleh warga dunia.

Pasalnya virus tersebut telah mengakibatkan puluhan ribu terinfeksi dan jatuhkan ribuan korban tewas.

Hingga kini, Pemerintah di berbagai negara tengah sibuk untuk memberikan peringatan juga penanganan virus tersebut kepada warganya.

Baca Juga: 5 Mitos ADHD: Gangguan Kejiwaan yang Harus Dihilangkan, Simak Penjelasannya

Mulai dari menjaga kebersihan diri sendiri, hingga menjaga interaksi dengan sembarang orang.

Namun dalam hal tersebut, warga tidak perlu panik dan merasa takut secara berlebih karena ada hal yang bisa menjadi alasan di baliknya, seperti yang telah dituliskan oleh repoter Julkifli Sinuhaji dalam sebuah artikel di Pikiran-Rakyat.com.

Hal-hal yang menjadi alasan untuk kita tidak perlu panik menghadapi virus corona, di antaranya adalah:

1. Tingkat kematian lebih rendah

Meskipun virus corona telah mengancam ribuan jiwa, namun diketahui dari 80.000 lebih orang yang terinfeksi virus corona, tingkat kematian ternyata dinyatakan tidak terlalu banyak.

Dari 100 persen, hanya 14 persen tingkat kasus yang parah, 5 persen tingkat kritis, sedangkan sebagiannya dinyatakan termasuk ke kasus yang ringan.

Baca Juga: 5 Mitos ADHD: Gangguan Kejiwaan yang Harus Dihilangkan, Simak Penjelasannya

Secara keseluruhan, angka kematian yakni 2,3 persen dan WHO menyatakan bahwa tingkat kematian di Tiongkok berada di angka 3,8 persen.

Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat kematian virus corona cukup rendah dan tidak perlu dikhawatiran secara berlebih, meskipun harus tetap diwaspadai.

Sementara untuk penurunan angka tersebut dikarenakan adanya standar perawatan yang cukup baik.

2. Dari setiap 1000 orang di Hubei hanya ada satu orang yang terinfeksi corona

Perbandingan yang terinfeksi corona di Hubei yakni 1 banding 1000.

Sementara untuk 60 juta penduduk yang ada di Hubei, hanya 0,11 persen yang terkena virus corona tersebut.

Baca Juga: 5 Mitos ADHD: Gangguan Kejiwaan yang Harus Dihilangkan, Simak Penjelasannya

3. Penurunan tingkat kasus virus corona di Tiongkok

Meski sebelumnya kasus virus corona terus meningkat dalam setiap pekan, namun akhir-akhir ini kasus tersebut mengalami penurunan.

Jika sebelumnya mencapai 3000 kasus per harinya, namun kini berubah menjadi 1000 kasus.

Hal ini bisa menjadi berita baik dan meyakinkan untuk warga agar tidak terlalu khawatir dengan merebaknya virus di dunia.

Bahkan perusahaan besar seperti Starbucks dan Apple telah melakukan aktivitasnya seperti biasa di Negara Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Ditengah Wabah Virus Corona Hentikan Perjalanan Sementara Ibadah Umroh, Hanung Bramantyo Malah Ajak Masyarakat ke Mekah

4. Virus serupa pernah terjadi di masa lalu, namun dunia masih berjalan seperti biasanya

Virus seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di dunia, bahkan sebelumnya virus serupa seperti sars hingga flu burung pernah terjadi.

Diketahui, tahun 2009 hingga 2010 silam 60,8 juta kasus diakibatkan oleh virus flu babi.

Sekitar 274 ribu dirawat dan korban jiwa mencapai 12.469 jiwa di Amerika Serikat.

Sedangkan sebanyak 700 juta hingga 1,4 miliar kasus terjadi di global dan mencapai angka kematian 150 hingga 575 ribu jiwa.

Namun dunia kembali berjalan perlahan seiring berhentinya kasus tersebut.

Baca Juga: Ditemukan Alat Canggih yang Dapat Membuka Mobil Tanpa Kunci Sebagai Modus Kejahatan Baru, Cek Kebenarannya

4. Anak-anak dilaporkan tidak ada yang terkena virus corona

Virus ini sudah menyebar dari akhir tahun lalu hingga awal Maret 2020.

Namun banyaknya kasus yang menyerang, tidak ada anak-anak di bawah 9 tahun yang dinyatakan mengidap kasus tersebut.

Dan sejauh virus itu tersebar, hanya 2,4 persen orang di bawah usia 18 tahun yang terinfeksi.

Sementara untuk rentang usia 10-29 tahun hanya 0,2 persen yang terinfeksi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler