Hendak Aspirasikan Suara Rakyat, Mahasiswa Akui Mengalami Kekerasan dari Aparat

1 Oktober 2021, 17:15 WIB
Mahasiswa mengaku hanya ingin didengar aspirasinya kepada Presiden sebelum akhirnya mendapat tindakan kekerasan dari aparat. /Tangkap layar YouTube.com/Najwa Shihab

PR CIREBON - Baru-baru ini ada pengakuan dari mahasiswa yang mengaku mendapat perlakuan kasar dari aparat.

Para mahasiswa tersebut mendapat perlakuan kasar setelah berusaha mengkritik atau mengaspirasikan suara rakyat kepada pemerintah.

Dalam suatu kesempatan, mahasiswa tersebut menceritakan pengalamannya ketika ditangkap saat melancarkan protes ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi kampusnya.

Baca Juga: Karantina Bersama sang Istri, Darius Sinathrya: Jadi Blessing atau Ribut Mulu?

Mahasiswa tersebut mengaku kalau sebelumnya sudah meminta ijin kepada pihak rektorat agar bisa menyampaikan aspirasinya.

Karena tidak mendapatkan kesempatan tersebut, para mahasiswa tidak menyerah dan memutuskan untuk menyambut Presiden Joko Widodo di depan kampusnya.

Mahasiswa UNS yang bernama Pratekwo Kurnia Aji itu menceritakan pengalamannya ketika mendapat perlakuan represif dari petugas.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Posisi Pria Ini di Dalam atau di Luar Rumah? Jawabannya Ungkap Karakter Anda Selama Ini

“Kita memilih untuk menyambut di depan kampus, dan itu ada sepuluh mahasiswa yang menyebar tidak berkerumun dan tidak membuat kerusuhan,” ujarnya.

“Justru yang jauh lebih ramai itu dari pihak kepolisian dan Paspampres, lalu saya bisa pastikan kalau yang kita sampaikan itu sopan,” sambung Kurnia Aji yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah kanal Youtube Najwa Shihab pada 30 September 2021.

Mahasiswa melakukan protes dengan menyebar dalam jumlah terbatas dengan mengangkat poster sederhana namun tiba-tiba didatangi aparat.

Baca Juga: Tak Hanya Jawa, Papua Juga Miliki Warisan Kain Batik Khas Nusantara yang Sarat Makna

“Pertama itu ada tiga mahasiswa yang mengangkat poster lalu diamankan ke dalam mobil, teman-teman yang membawa tas juga diperiksa,” kata Kurnia Aji.

Tidak hanya itu, mahasiswa lainnya bahkan ada yang sampai diborgol dan ditampar oleh aparat.

Mahasiswa UNS lainnya yang bernama, Misbahkul merupakan mahasiswa yang mengaku ditampar oleh aparat.

Baca Juga: 9 Makanan Terbaik yang Tinggi Zinc, Ada Kacang hingga Gandum Utuh

"Saya dan teman saya belum membentangkan tapi dihampiri oleh sekitar sepuluh aparat yang memaksa membuka tas saya dan mengeluarkan poster dalam tas yang isinya menyambut kedatangan Presiden,” ucapnya.

“Lalu setelah itu, kami dipiting dan kami dimasukkan ke dalam toko. Saat itu saya ditampar oleh aparat," ujarnya Misbahkul.

Menanggapi pengakuan mahasiswa tersebut, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan kalau ada aparat yang bertindak berlebihan memang itu menjadi masalah.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Kesaktian Pancasila, Bisa untuk Profil WhatsApp

Di sisi lain, Politikus Partai Nasdem, Irma Suryani menyampaikan kalau terkadang aparat di Indonesia memang  suka berlebihan.

“Kadang-kadang aparat ini lebay dalam mengamankan Presiden itu terlalu berlebihan, pada sebetulnya tidak perlu juga,” katanya.

“Misal di Blitar saat petani yang pasang spanduk kemudian dibawa itu kan tindakan berlebihan," kata Irma Suryani.

Baca Juga: Ungkap Perubahan Sikap Lesti Kejora yang Saat Ini Tengah Hamil, Harris Vriza: Lebih....

Dia menambahkan kalau seharusnya Kapolri mengambil tindakan jangan sampai akhirnya berdampak kepada Presiden yang tidak tahu apa-apa.

Tidak heran jika beberapa orang akhirnya mempertanyakan keterbukaan Presiden dalam menerima kritik.

Pasalnya beberapa orang yang mencoba menyampaikan aspirasi atau kritik kepada pemerintah maupun Presiden justru berakhir ke ranah hukum ataupun mengalami kekerasan oleh aparat.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: YouTube Najwa Shihab

Tags

Terkini

Terpopuler