Media Asing Sorot Varian Delta Sudah Masuk NTT, Namun Daerah Terpencil Kesulitan Vaksin Covid-19

4 Agustus 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi. Media Asing soroti varian Delta sudah masuk wilayah NTT, namun daerah-daerah terpencil di sana kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19. /Pixabay.com/geralt

PR CIREBON — Baru-baru ini varian Delta sudah masuk menyebar ke wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, daerah-daerah terpencil di NTT masih kesulitan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Hal ini pun tak luput dari sorotan media asing yang menelisik kasus Covid-19 di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil di kepulauan NTT yang harus menjatah dosis vaksin karena terbelit masalah pasokan, padahal di sana sudah terdeteksi masuk varian Delta yang lebih cepat menular.

Adapun media asing yang menyorot kasus penyebaran varian Delta dan kesulitan vaksin Covid-19 di NTT ialah Aljazeera.

Baca Juga: Raffi Ahmad Belikan Mobil Mewah untuk Ucok Baba: Pokoknya Gue Kasih yang Bagus

Pada hari ini, Rabu 4 Agustus 2021, Aljazeera mengangkat feature tentang sosok Viktorious Veni, seorang guru musik sekolah menengah, yang tinggal di Kupang, ibu kota provinsi di Provinsi NTT, yang disebutkan terpencil di Indonesia.

Viktorious Veni menganggap dirinya salah satu yang beruntung, karena berhasil mendapat suntikan vaksin Covid-19 pada bulan Mei lalu. Tetapi dikatakannya, bahwa mengetahui banyak orang lain yang tidak seberuntung dirinya.

“Setiap hari ada perkembangan dan semakin banyak pasien yang dirawat di rumah sakit di Kupang ini,” katanya.

Baca Juga: Ini 5 Ciri Kepribadian Buruk Zodiak Virgo, Dikenal Keras Kepala dan Mudah Frustasi

“Dan varian Delta sudah masuk NTT, jadi setiap hari jumlahnya naik, terutama di tempat-tempat seperti Labuan Bajo dan Maumere,” ungkap Viktorious Veni.

Dia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 karena profesinya seorang guru yang dianggap sebagai pekerja garis depan di Nusa Tenggara Timur.

Hingga saat ini, provinsi NTT yang berpenduduk 5,5 juta jiwa telah melaporkan lebih dari 40.000 kasus positif Covid-19 dan lebih dari 800 kematian akibat Covid-19. Terdapat 29 rumah sakit rujukan Covid-19 di NTT, tetapi 17 RS dinyatakan penuh pada 3 Agustus 2021.

Baca Juga: 26 Tahun Menikah, Melly Goeslaw Ungkap Rahasia Rumah Tangganya Langgeng: Jawabannya Hanya Ada Satu...

“Rumah sakit juga sudah kelebihan beban, sehingga Gubernur Nusa Tenggara Timur telah meminta dibangunkan rumah sakit khusus Covid-19 untuk menangani sebagian ketegangan tersebut,” ungkap Marius Ardu Jelamu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTT.

“Kami berharap ini akan meningkatkan kepercayaan pada penduduk setempat, karena banyak orang stres tentang kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit jika tidak ada cukup oksigen atau tempat tidur yang tersedia,” tuturnya.

Berdasarkan data Kemenkes, Indonesia telah berhasil mengamankan lebih dari 173 juta vaksin Covid-19 sejauh ini. 46 juta orang telah menerima dosis pertama dan 19 juta orang sudah sampai vaksin kedua.

Baca Juga: 26 Tahun Menikah, Melly Goeslaw Ungkap Rahasia Rumah Tangganya Langgeng: Jawabannya Hanya Ada Satu...

Di NTT, yang berencana untuk memvaksinasi 3,8 juta orang, hanya 15 persen dari populasi yang menerima suntikan pertama, dan hanya 7 persen yang menerima rejimen dua dosis penuh pada 30 Juli 2021.

Nusa Tenggara Timur adalah provinsi paling selatan di Indonesia dan terdiri dari lebih dari 1.000 pulau, termasuk Sumba, Flores, dan Timor barat di mana ia berbatasan darat dengan Timor Timur atau Timor-Leste.

Karena geografi dan populasi yang tersebar, memvaksinasi penduduk terhadap Covid-19 menghadirkan tantangan yang signifikan bagi otoritas kesehatan.

Baca Juga: Syahrini Gunakan Rok Seharga Rp20 Juta, Netizen: Memang Sesuatu

Pemerintah daerah pada awalnya berharap untuk mencapai target vaksinasi yang ambisius pada akhir tahun, dengan peluncuran vaksin fase kedua yang akan dimulai pada bulan Juli. Sayangnya, masalah dengan pasokan berarti mereka kehilangan tujuan itu.

“Kami masih berusaha berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Kemenkes sudah berjanji akan mendistribusikan vaksin tahun ini agar 70 persen penduduk bisa divaksinasi dan kita bisa mencapai herd immunity,” kata Jelamu.

Agar vaksin bisa sampai ke Nusa Tenggara Timur, vaksin harus diterbangkan terlebih dahulu melalui udara baik dari Jakarta atau Surabaya di Jawa atau Denpasar di pulau Bali.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ungkap Karakter Anda Melalui Gambar yang Pertama Kali Menarik Perhatian Anda

Menurut Jelamu, keputusan pemerintah untuk menggunakan maskapai komersial daripada penerbangan charter khusus untuk mengirimkan pasokan telah menimbulkan masalah.

Maskapai penerbangan lokal sering membatalkan penerbangan ke Nusa Tenggara Timur karena penumpang tidak cukup, sehingga pengiriman vaksin tertunda.

Jumlah penumpang menurun karena pandemi menyulitkan perjalanan dan Jelamu mengatakan jadwal penerbangan ke NTT semakin tidak menentu.

Baca Juga: Catat! 5 Drama Korea Ini Tayang di Bulan Agustus, Ada Police University hingga Hometown Cha Cha Cha

“Ini sudah menjadi prosedur standar sebelumnya ketika kami memiliki keadaan darurat medis dan membutuhkan persediaan, seperti ketika Nusa Tenggara Timur dilanda Topan Seroja pada bulan April,” katanya.

Bahkan setelah stok tiba di Kupang tengah, vaksin masih perlu dipindahkan ke daerah terpencil, seringkali melintasi medan yang sulit atau antar pulau dengan kapal.

“Kita perlu berinteraksi dengan pemerintah pusat agar bisa membantu kita. Ini juga bukan hanya masalah NTT tetapi juga daerah terpencil lainnya seperti Papua dan Maluku,” ujar Jelamu.

Baca Juga: Sebut Ada Fanbase yang 'Terbagi Dua', Rizky Billar dan Lesti Kejora: Kita Keluarga

Pada 14 Juli, massa berkumpul di kota Kupang di luar politeknik berharap untuk menerima vaksin. Namun, hanya ada 250 vaksin yang tersedia dan lebih dari 500 orang telah mengantre sejak dini hari dengan harapan dapat mengamankan dosisnya.

“Antriannya sangat panjang dan semua orang mulai lapar dan lelah, jadi mereka mendobrak gerbang depan dengan frustrasi,” kata sang guru musik Viktorious Veni.

Dilaporkan Jelamu, banyak penduduk khawatir bahwa mereka tidak akan dapat melakukan perjalanan dengan mudah antar berbagai pulau atau melalui jalan darat jika mereka tidak divaksinasi.

Baca Juga: Hati-Hati! 3 Zodiak Ini Diprediksi Hubungannya Hancur Selama Bulan di Lapangan Mars Mulai Agustus 2021

Ketegangan juga tinggi ketika vaksin tidak tersedia sama sekali. Di daerah yang lebih terpencil di Nusa Tenggara Timur, situasinya bahkan lebih genting.

Di Desa Sainoni sekitar lima jam perjalanan dari Kupang, Maria Eta, 75 tahun, mengatakan bahwa dia masih menunggu vaksin, meskipun berada dalam kategori prioritas berisiko tinggi karena usianya.

“Mereka hanya memvaksinasi guru di sini saat ini karena tidak ada cukup vaksin,” katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Melonjak, Penduduk Wuhan Lakukan Panic Buying di Supermarket

Maria Eta mengatakan bahwa guru di seluruh Nusa Tenggara Timur telah diprioritaskan untuk vaksin daripada orang tua, karena pengajaran online sulit dilakukan di daerah seperti Desa Sainoni di mana jangkauan internet tidak merata dan banyak siswa tidak memiliki akses ke smartphone.

Akibatnya, banyak siswa di NTT yang masih bersekolah secara langsung dan harus berinteraksi langsung dengan guru mereka.

“Puskesmas terdekat jaraknya 45 menit jalan kaki dari desa saya dan saya sudah tua sekarang, jadi mudah-mudahan saya bisa menemukan seseorang untuk mengantar saya naik sepeda motor,” lirih Maria Eta.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler