Prediksi BMKG: Siklon Tropis Seroja di NTT Akan Terjadi Hingga 7 April 2021

6 April 2021, 14:45 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnita, memprediksi jika Siklon Tropis Seroja di NTT akan terjadi hingga 7 April 2021.* /PION RATULOLI/ANTARA FOTO

PR CIREBON – Siklon Tropis Seroja terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2 April 2021.

Siklon ini memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti  hujan lebat disertai angin kencang dan kilat atau petirs, banjir bandang, tanah longsor, sampai mengakibatkan pohon tumbang.

Dwikorita Karnita, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, puncak siklon terjadi pada tanggal 5 April 2021 dan diprediksi masih akan terjadi hingga 7 April 2021.

Baca Juga: Varian Virus Corona 'Eek' Terdeteksi di Indonesia, Disebut Mampu Mengurangi Perlindungan Vaksin

“Saat ini, siklon tersebut sudah mulai menjauh dan bergerak ke arah barat daya” ujar Dwikorita, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Konferensi Pers Sekretariat Presiden pada 6 April 2021.

Meskipun demikian, Dwikorita menjelaskan, kecepatan pusaran anginnya akan meningkat.

“Saat terbentuk, kecepatan angin dari siklon tropis seroja adalah 85 kilometer per jam.

Baca Juga: Presiden Malioboro Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia, Begini Kisah Kedekatannya dengan Cak Nun

Saat ini, kecepatannya meningkat menjadi 110 kilometer per jam dan diprediksi akan semakin meningkat hingga 130 kilometer per jam” kata Dwikorita.

Di wilayah tersebut, Siklon Tropis Seroja merupakan siklon ke sepuluh yang terdeteksi oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta.

“Siklon Tropis Seroja ini merupakan siklon yang paling kuat daripada siklon lainnya” ujar Dwikorita.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Pengungsi Bencana NTT dan NTB Dapat Akses BMKG hingga Kebutuhan Terpenuhi

BMKG mencatat, siklon terjadi di Indonesia pada tahun 2008 kemudian terjadi lagi pada 2010, 2014, dan 2017, yang berarti, siklon di Indonesia terjadi sekitar 2-4 tahun sekali.

Namun, sejak tahun 2017 sampai tahun 2021, siklon tercatat terjadi pada setiap tahun. Bahkan di tahun 2017 dan 2018, siklon terjadi 2 kali dalam setahun.

Siklon Tropis Seroja ini merupakan siklon paling kuat karena siklonnya mencapai daratan sehingga berdampak kuat pada masyarakat sekitar.

Baca Juga: Iran Berhasil Tangkap Mata-mata Israel, Belum Jelas Soal Keterlibatan Mossad

Dampak yang ditimbulkan akibat siklon ini adalah adanya hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang yang dikhawatirkan mirip tsunami karena masuk ke darat.

BMKG menilai, Siklon Tropis Seroja ini terjadi  akibat naiknya suhu permukaan air laut di wilayah tersebut.

Pada keadaan normal, suhu permukaan air laut rata-rata 26 derajat Celcius. Namun suhu permukaan air laut di sekitar perairan NTT mencapai rata-rata 30 derajat Celcius.

Baca Juga: Tragis, Balita 3 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa di Septic Tank Sebuah Perkemahan Keluarga

Hal ini juga dikorelasi terjadi akibat dari global warming. Untuk itu, perlu dievaluasi karena global warming ini menjadi masalah yang serius dan harus dimitigasi.

“Kalau tidak (dievaluasi), kondisi siklon ini akan menjadi kejadian rutin setiap tahun. Menjadi hal yang normal” kata Dwikorita menjelaskan.

Kemudian selanjutnya BMKG akan melihat cuaca setelah tanggal 7 April 2021 yang diperkirakan sudah semakin membaik karena Siklon Tropis Seroja mulai menjauh.

Baca Juga: Atta Halilintar Ungkap Drama Rumah Tangga dengan Aurel Hermansyah: Wastafelnya Dijajah Istri

Namun, gelombang di lautan masih semakin tinggi sehingga masih perlu diwaspadai.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler