Banyak Santri dan Kyai Ponpes Terpapar Covid 19, Iskan Prihatin: Kemenag Belum Maksimal

18 Desember 2020, 18:24 WIB
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis. /fraksi.pks.co.id

PR CIREBON- Berdasarkan data dari Direktur Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren Kementerian Agama, hingga 6 Desember 2020, tercatat 4328 Santri, 21 ustadz dan ustadzah, serta 2 Pegawai Ponpes, di 67 Pesantren, di 13 Provinsi, terkonfirmasi Positif Covid-19.

Sementara itu, Data Ketua Umum RMI (Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyah) PBNU, KH Abdul Ghafar Razin, yang disampaikan pada malam puncak Peringatan Hari Santri Nasional yang diadakan secara daring di PBNU, juga menemukan adanya 110 Pesantren dan 4.000-an Santri yang terpapar covid-19, dan 207 Kiai/Nyai wafat yang diduga kuat karena Covid-19.

Baca Juga: Kutuk Kartun Nabi Muhammad di Prancis, Putin: Ingat, Menghina Orang beragama, Ada Balasannya

Anggota komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis, mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi tersebut.

“Saya menyayangkan bahwa negara ini belum hadir secara maksimal saat musibah pandemi Covid 19 melanda pondok pesantren di berbagai daerah,” ungkapnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Fraksi PKS.

Iskan mengungkapkan bahwa Kemenag masih minim memberikan sosialisasi dan edukasi Covid 19 di pesantren, apalagi saat ini banyak juga pesantren di beberapa wilayah sudah melakukan Pembelajaran tatap muka.

“Seluruh elemen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di pesantren harus mendapatkan wawasan tentang penanganan Covid 19, baik itu terkait pencegahannya bahkan Pesantren harus bisa menjadi teladan bagi entitas lainnya dalam memutus mata rantai Covid 19 ini,” ungkap Iskan.

Baca Juga: Setelah Dikabarkan Vaksin Gratis, Satgas: Vaksin Covid-19 Tidak Melindungi 100 Persen

Contohnya memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta membatasi jumlah siswa yang hadir tatap muka dari jumlah standar yang sudah ditentukan” sambungnya.

Maka dari itu, Iskan menilai perlu kiranya Kemenag meningkatkan komunikasi publik bagi klaster Covid 19 di Pesantren saat ini, dan akses bantuan selama covid 19 tidak boleh terkendala sedikitpun.

“Kaji Ulang kembali bantuan-bantuan yang sudah tersalurkan seperti BOP, bantuan alkes seperti masker, Hand sanitizer, dan lain sebagainya. Apakah sudah maksimal atau belum. Juga saya menghimbau Kemenag bisa memberikan akses mudah SWAB PCR Gratis bagi pesantren yang terpapar Covid 19, agar tracing yang dilakukan bisa tepat sasaran,” terang Iskan.

Baca Juga: Menakjubkan, Kanguru Liar Australia Diklaim Dapat Komunikasi dengan Manusia

Politisi PKS Asal Sibuhuan ini mengingatkan bahwa Pesantren merupakan aset penting bangsa Indonesia, maka Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama harus hadir secara lebih serius dengan pola penanganan terpadu agar dapat memutus Rantai Covid 19 dan kluster Pesantren bisa bebas dari Covid 19.

“Kemenag bisa menggandeng Kementerian Kesehatan (kemenkes) dalam mencegah penularan Covid-19 di pesantren. Terutama saat ditemukan klaster penularan Covid-19 di kalangan santri dan para Kyai. Juga bisa memanfaatkan alokasi anggaran dari potensi anggaran yang tidak terserap pada akhir masa anggaran, tentunya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh UU,” ucapnya.

“Pesantren ini aset bangsa yang luar biasa tinggi nilainya, maka penting bagi kita semua untuk memperhatikan. Walaupun ditengah pandemi seperti ini, Kita harus memastikan Santri dan Kyai harus sehat dan Kuat agar output dari pesantren ini tetap akan melahirkan insan-insan yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negara serta menghadirkan Ulama-ulama yang rahmatan lil alamin di masa mendatang,” pungkas Iskan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PKS

Tags

Terkini

Terpopuler