Islah Bahrawi: Pihak Terpanggil Mangkir Berkali-kali, Berlindung Dibalik Fanatisme Massa, HRS ?

7 Desember 2020, 19:39 WIB
Cendekiawan Muslim, Islah Bahrawi. //Instagram/ @islah_bahrawi//Instagram/@islah_bahrawi
PR CIREBON - Cendikiawan muslim, Islah Bahrawi, menuliskan bahwa hukum harus tajam kepada siapa saja tanpa terkecuali, apalagi bagi mereka yang suka mangkir.
 
"Ketika surat panggilan polisi ditanggapi dengan kucing-kucingan, alasan sakit tapi bergerak kemana-mana, adalah upaya untuk mengerdilkan kekuatan hukum," kata Islah, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram pribadinya @islah_bahrawi pada Senin 7 Desember 2020.
 
Menurut Islah, mangkir dari jangkauan hukum merupakan praktik banyak orang, tapi ketika berusaha melingkari dirinya dengan gerakan militansi massa, itu jelas upaya untuk menumpulkan hukum negara.
 
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Mengetahui Kelakuan Menteri Indonesia, Mensos Korup Uang Bansos Covid-19
 
Islah menilai, mereka yang ingin membuat kerusuhan demi kepentingan pribadi adalah pola 'gangster' yang menjadi musuh kedaulatan hukum normatif negara manapun di dunia.
 
"Tindakan tegas dan terukur adalah bentuk supremasi hukum terhadap upaya-upaya mendevaluasi kekuatan negara," katanya.
 
Kita semua tahu, kata Islah, ingin menyampaikan surat panggilan saja, kepolisian dihalang-halangi dengan sengaja. Dan pihak terpanggil berusaha mangkir berkali-kali, berlindung dibalik fanatisme massa yang membuta.
 
Baca Juga: Polisi Tembak Mati Pengawal Habib Rizieq, Arab Saudi Mengetahui Semua Kasus HRS
 
Hal itu, kata Islah, merupakan bentuk 'Obstruction of Justice' atau tindakan menghalangi proses hukum, yang tentunya tidak bisa diselesaikan dengan kompromi.
 
"Ini adalah kejahatan terpisah dari dakwaan yang telah ada. Wibawa negara dan kepatuhan terhadap hukum dipertaruhkan meski dalam bentuk penghadangan sesederhana apapun," tegasnya.
 
Bahkan, lanjutnya, para politisi kadang tidak menyadari bahwa sekali kelompok perusuh tersebut diberi ruang, maka mereka akan menjadi embrio aksi-aksi brutalitas massal yang lebih lebar.
 
Baca Juga: Sudah Siap Sambut Habib Rizieq di PMJ, Demo Aliansi Anak Bangsa Berakhir Tanpa Kedatangan HRS
 
"Politisi hanya berfikir soal konstituen dan kekuatan elektoral, polisi lebih memikirkan keamanan teritorial jangka panjang. Penegak hukum dan petugas keamanan - TNI dan Polri - tidak pernah melakukan kalkulasi politis seperti halnya politisi," tukasnya.
 
"Selama ini pihak keamanan berkesan tidak bergigi dan beku, tapi langkah pengamanan harus ditunjukkan, dan kali ini marwah hukum itu telah tampil ke permukaan. Tidak ada kompromi bagi perusuh negara. Siapapun!," tukasnya.

 ***

 
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler