"Ini terjadi karena Proklamasi tersebut lahir dalam friksi ideologi, di kalangan pemuda pergerakan karena ketidakberdayaan Sjahrir untuk membujuk Bung Karno dan Bung Hatta mempercepat Proklamasi.
Di samping itu juga pamor Bung Karno di mata rakyat lebih kuat dibandingkan Sjahrir. Sehingga, Proklamasi di Cirebon sendiri tidak bergema di seluruh Nusantara," pungkasnya.***