Festival Apem Bantarwaru, Majalengka Jaga Tradisi Warisan Leluhur

- 14 September 2023, 17:32 WIB
Festival Apem Bantarwaru, Majalengka/SabaCirebon
Festival Apem Bantarwaru, Majalengka/SabaCirebon /

SABACIREBON- Bulan Safar, bagi sebagian masyarakat, termasuk di Kabupaten Majalengka memiliki makna tersendiri. Salat tolak bala dan membuat Apem adalah beberapa ritual yang biasa dilakukan masyarakat di daerah ini.

Salat talak bala biasanya dilaksanakan pada hari Rabu terakhir, atau biasa disebut Rebo wekasan. Berbeda dengan Salat talak bala. Tradisi membuat kue Apem biasanya sudah dilakukan sejak tanggal 1 sampai akhir bulan Safar.

“Rebo wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar, yang menurut riwayat, Allah menurunkan banyak bala atau musibah. Di hari itu, dianjurkan melaksanakan salat talak bala,” kata imam salat talak bala di desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Abdurrahman.

Baca Juga: Unik ! Festival Apem di Majalengka Diisi dengan Doa, Diskusi dan Hiburan

1. Bikin Apem, dari dan untuk warga

Bagi kalangan ekonomi menengah ke atas, biasanya mereka membuat apem secara pribadi. Namun, tidak sedikit juga yang membuat Apem secara gotong royong.

Hal itu salah satunya seperti yang dilakukan warga Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung. Dengan bermodal udunan, mereka gotong royong membuat Apem, untuk kemudian dibagikan kepada warga.

“Ada yang udunan bahan-bahan, ada juga yang dalam bentuk uang. Dari mulai bikin, kemudian dibagi ke masyarakat juga, kami kerjakan secara ramai-ramai,” kata Shalma, salah satu warga Desa Bantarwaru yang ikut berkecimpung dalam membuat Apem. ditemui wartawan di sela-sela kegiatan, Kamis 14 September 2023.

Baca Juga: Heboh, di Festival Musik Burning Man Muncul Mahluk yang Hidup Setelah Mati Suri

Halaman:

Editor: Nurhidayat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah