Kisah Cicit KH Abdul Halim hingga Bupati Majalengka Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional

- 20 Agustus 2023, 09:03 WIB
Cicit KH Abdul Halim Asep Zaki Mulyanto/SabaCirebon
Cicit KH Abdul Halim Asep Zaki Mulyanto/SabaCirebon /

SABACIREBON- Bupati Majalengka berziarah ke makam Pahlawan Nasional KH Abdul Halim di kompleks Pondok Pesantren Santi Asromo, Desa Pasirayu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka, Kamis 16 Agustus 2023.

Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan tokoh pahlawan Nasional KH Abdul Halim adalah bapak bangsa yang mewariskan tradisi intelektual moral dan nasional kepada anak negeri, serta para generasi penerus.

“Merupakan suatu kehormatan adanya gelar pahlawan Nasional tersebut. Pemerintah dan negara tidak akan melupakan jasa-jasa beliau semasa hidup yang dipenuhi nilai-nilai pengabdian dan perjuangan demi kedaulatan dan kejayaan bangsa,” ucap Karna Sobahi ditemui wartawan di sela-sela kegiatan, Minggu 20 Agustus 2023.

Baca Juga: Kisah Sedih Jemaah Haji Asal Kudus, Jelang Berangkat Kaki Terkilir di Asrama Haji

Cicit KH Abdul Halim, Asep Zaki Mulyanto menceritakan, sejarah singkat KH Abdul Halim yang lahir di desa Cibolerang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka pada 4 Syawal 1304 atau 26 Juni 1887.

Menurut Zaki, dia adalah ulama besar dan tokoh pembaharuan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan dan kemasyarakatan yang memiliki corak khas di masanya.

Nama aslinya ialah Otong Syatori. Setelah menunaikan ibadah haji dia berganti nama menjadi KH Abdul Halim. Ayahnya yang bernama KH Muhammad Iskandar, penghulu kawadenan, Jatiwangi, dan ibunya Hj Siti Mutmainah binti Imam Safari.

Baca Juga: Kisah Menarik Legenda Persib Bandung Pertama Kali Datang ke Indonesia, Sampai Terkejut

Abdul Halim merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara. Dia menikah dengan Situ Murbiyah, putri KH Mohammad Ilyas, adalah pejabat Hoofd Penghulu Landraad Majalengka (sebanding dengan kepala Kemenag tingkat Kabupaten).

Sejak kecil, KH Abdul Halim sudah belajar membaca Al Qur’an. Kemudian menjadi santri sejumlah Kiai di berbagai daerah Jawa Barat dan Tengah hingga usianya 22 tahun.

Ulama yang didatangi adalah KH Anwar di Pondok Pesantren Ranji Wetan, Majalengka. Selanjutnya berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif 6 Pengusaha Sukses di Majalengka, Berikut Ini Nama-namanya

Dalam merealisasikan cita-citanya, KH Abdul Halim pertama kali mendirikan majelis ilmu (1911) sebagai tempat pendidikan agama dalam bentuk yang sangat sederhana pada sebuah surau yang terbuat dari bambu.

Secara bertahap organisasi yang dipimpin dapat memperbaiki keadaan masyarakat, khususnya kurang mampu.

Dalam mengembangkan bidang pendidikan, KH Abdul Halim memperluas usaha bidang dakwah. Dia selalu menjalin hubungan dengan beberapa organisasi lainnya di Indonesia.

Baca Juga: Cerita KM Bertemu'Para Guru 'di Rakernas Pergunu V Majalengka, Sampai Suguhkan Kopi Khas MCC

Organisasi tersebut seperti, Muhammadiyah di Yogyakarta, Sarekat Islam dan Ittihad Al Islamiyah di Sukabumi.

Dalam bidang akidah dan ibadah amaliyah KH Abdul Halim menganut paham ajaran ahlussunah wal jamaah yang dalam fikihnya mengikuti paham Syafi’iyah.

Di tahun 1942 dia mengubah Persyarikatan Ulama menjadi Perikatan Umat Islam, yang kemudian tahun 1952 melakukan fusi dengan Persatuan Umat Islam (PUI) berkedudukan di Bandung.***

Editor: Nurhidayat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x