Misteri Siti Gandawangi: Kisah Unik Desa Garawangi Kuningan yang Tersembunyi

- 22 Mei 2023, 11:14 WIB
Desa kecil yang terletak di kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan dikenal dengan sebutan 'Kampung Tahu Kuningan'/SabaCirebon
Desa kecil yang terletak di kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan dikenal dengan sebutan 'Kampung Tahu Kuningan'/SabaCirebon /

 
SABACIREBON - Desa kecil yang terletak di kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan dikenal dengan sebutan "Kampung Tahu Kuningan."
 
Desa yang berbatasan dengan desa Purwasari, desa Pagundan, desa Tambakbaya, dan desa Pakembangan ini menyimpan cerita rakyat yang unik dan menarik.
 
Salah satu cerita yang menjadi misteri adalah kisah Siti Gandawangi, seorang putri dengan asal-usul yang misterius.
 
 
Dalam cerita yang berkembang di kalangan masyarakat, Siti Gandawangi bukanlah seorang putri biasa.
 
Ia berasal dari bangsa siluman dan memiliki kecantikan yang memikat. Namun, ada satu hal yang membuatnya berbeda.
 
Ketika Siti Gandawangi menampakkan diri kepada seseorang yang tidak memiliki ilmu kebatinan, orang tersebut akan tergila-gila bahkan bisa mengalami gangguan jiwa.
 
 
Kisah menarik ini dikisahkan oleh H. Kanta Kamis, seorang tokoh masyarakat setempat. Ia menyebutkan sebuah peristiwa yang melibatkan seorang tentara bernama Waluyo.
 
Saat itu, Waluyo hendak buang air kecil di sebuah batu di sebelah barat alun-alun desa Garawangi.
 
Kendati pernah diperingatkan oleh seorang warga setempat, Waluyo mengabaikan peringatan tersebut dan tetap buang air kecil di batu tersebut.
 
 
Tak lama setelah itu, Waluyo bertemu dengan seorang putri cantik jelita yang kemudian menarik perhatiannya.
 
Waluyo jatuh cinta dan berusaha untuk mendekati putri tersebut. Ia mengejar-ngejar putri tersebut hingga kelelahan dan akhirnya kehilangan kesadaran.
 
Teman-teman sejawatnya bersama dengan warga setempat melakukan pencarian, takut Waluyo diculik oleh tentara Belanda. Akhirnya, Waluyo ditemukan tergeletak di dalam petak sawah.
 
 
Setelah Waluyo sadar, ia menceritakan apa yang dialaminya kepada para pencari. Salah satu warga kemudian menjelaskan bahwa wanita yang ditemui Waluyo bukanlah wanita biasa, melainkan Siti Gandawangi, seorang wanita siluman.
 
H. Kanta Kamis menyebutkan bahwa Siti Gandawangi memiliki peliharaan berupa seekor anjing besar bernama Si Ragug, yang juga berasal dari bangsa siluman.
 
Kendati hanya seekor anjing, Si Ragug selalu ditemani oleh puluhan anjing biasa. Masyarakat pada zaman dulu, ketika melihat kumpulan anjing yang menggonggong atau hanya sekadar melintas di depan rumah, mereka meyakini bahwa Si Ragug sedang datang.
 
 
Ternyata, batu yang sebelumnya dikencingi oleh Waluyo merupakan tempat peliharaan Si Ragug. 
 
Ketika Siti Gandawangi menampakkan diri kepada Waluyo, hal itu sebenarnya adalah sebuah peringatan, bahwa buang air kecil sembarangan tidak boleh dilakukan.
 
"Ketika Siti Gandawangi datang ke Garawangi, itu merupakan peringatan bahwa akan ada bencana atau bahaya yang mengancam." kata Haji Kanta Kamis seperti dikutip dari Majalah Kuningan.
 
 
Siti Gandawangi selalu memberikan peringatan kepada masyarakat Garawangi saat koloni Belanda datang.
 
Para pemimpin desa akan menyebarkan berita peringatan tersebut kepada masyarakat agar tetap berada di rumah dan berhati-hati.
 
Namun, hanya orang-orang yang memiliki ilmu batin yang dapat melihat kehadiran Siti Gandawangi.
 
 
"Masyarakat biasa atau orang yang tidak memiliki ilmu batin hanya akan mencium bau harum dari Siti Gandawangi," tambahnya.
 
Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat zaman dulu, Siti Gandawangi memiliki sahabat bernama Siti Gandasari yang tinggal di desa Purwasari.
 
Kisah tentang Siti Gandawangi dan misteri di baliknya telah menjadi bagian dari warisan budaya dan kepercayaan masyarakat di Desa Garawangi.
 
 
Meskipun terkadang terdengar seperti cerita legenda, tetapi kehadiran Siti Gandawangi dalam imajinasi masyarakat setempat memberikan warna dan keunikan tersendiri bagi desa ini. 
 
Desa Garawangi tetap menjadi saksi bisu dari kisah-kisah mistis yang tersembunyi di balik sejarahnya yang panjang.***
 

Editor: Nurhidayat

Sumber: Majalah Kuningan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x