SABACIREBON-Untuk ketiga kalinya Cina dalam tahun ini melakukan provakasi kepada Taiwan.
Sebanyak 30 pesawat tempur Cina dikirim ke negara yang dianggap sebagai wilayah kedaulatannya.
Taiwan langsung bereaksi dengan menembakkan misil anti pertahanan udara dan menerbangkan pesawat patroli untuk mencegah masuknya pesawat Cina itu.
Baca Juga: Moskow Matikan Pasokan Gas ke Beberapa Negara Tidak Bersahabat..
AFP melaporkan, dari 30 pesawat itu, hampir 20 nya merupakan jet tempur.
Kejadian ini merupakan pengulangan dari kejadian serupa pada medio Januari lalu. Cina waktu itu mengirim 38 pesawat tempur yang melanggar perbatasan Taiwan. Tiga bulan kemudian, yaitu Mei 2022, Cina mengirim lagi 18 pesawat jet tempur.
Amerika langsung bereaksi. AS menuduh Cina melakukan provakasi dan memacu ketegangan di wilayah ini.
Sementara itu Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen mengatakan Taipei akan melindungi diri dari serangan China yang kemungkinan dilakukan dengan kekerasan.
Baca Juga: Fenomena Jalanan: Suami Korban Tabrak Lari Maafkan dan Minta Doa Pelaku
Menteri luar negeri AS Anthony Blinken menyebut bahwa pelanggaran wilayah pertahanan udara Taiwan oleh China sebagai “retorika dan aktivitas yang semakin provokatif.
Washington akan membela Taiwan secara militer jika diserang oleh China, tambahnya.
Menanggapi hal itu, Militer China mengakui, pihaknya telah melakukan patroli kesiapan tempur di wilayah laut dan udara di sekitar Taiwan dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, China tidak menyebutkan secara pasti kapan latihan di sekitar Taiwan terjadi.
Baca Juga: Komitmen Kapolri Berantas Korupsi Dipertanayakan ICW Berkaitan dengan Kasus Brotloseno
Beijing menyatakan latihan tempur itu merupakan tindakan untuk menanggapi adanya kolusi antara Amerika Serikat dan Taiwan.
"Patroli kesiapan pertempuran telah terjadi di sekitar Taiwan dalam beberapa hari terakhir dan merupakan tindakan yang diperlukan melawan kolusi AS-Taiwan"," demikian pernyataan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China
Membangun kerjasama
Amerika Serikat (AS) berencana untuk membangun kerja sama antara Garda Nasional dan militer Taiwan, demi melawan ancaman China yang dikabarkan naik akhir-akhir ini.
Baca Juga: Gunung Dempo Semburkan Abu Vulkanik, Masyarakat Diminta Waspada
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengkonfirmasi rencana itu pada Selasa, 1 Juni 2022.
Dia mengatakan, AS bermaksud memperdalam hubungan keamanan terkait keluhan pemerintah Taipei terhadap Tiongkok.
Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik formal, China mengklaim bahwa AS adalah pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan.
“Kami menantikan kerja sama Taiwan-AS yang lebih dekat dan lebih dalam terkait masalah keamanan regional,” ujarnya, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.
Baca Juga: Tuntut Penyesuaian Gaji dan Minimnya Pekerja Pria, Buruh di Majalengka Demo di Gedung DPRD
Sebelumnya, Media Taiwan sempat melaporkan bahwa Taiwan dapat bermitra dengan Garda Nasional Hawaii untuk program tersebut.
Latihan militer China itu dilakukan usai Presiden AS Joe Biden menyulut amarah China dengan mengubah kebijakan "ambiguitas strategis" di Taiwan.
Pejabat AS menolak adanya perubahan kebijakan. Namun, Biden memang mengatakan AS akan terlibat secara militer di Taiwan, jika China ingin menyerang pulau itu.
Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Dikabarkan Masuk Rumah Sakit
Tsai telah mengawasi proses modernisasi angkatan bersenjata Taiwan, termasuk mereformasi pasukan cadangannya untuk melatih mereka agar lebih siap bertempur.***