Asal-usul Cirebon, Pusat Jagat atau Negeri Gede atau Grage, Raja Pertama Bergelar Cakrabuana

21 Mei 2022, 09:06 WIB
Asal-usul Cirebon, Pusat Jagat atau Negeri Gede Atau Grage, Raja Pertama Bergelar Cakrabuana/fotovtangkap layar dari kanal youtube @bagi bagi tahu /

SABACIREBON-Sejarah panjang Cirebon, salah satu kota tua di Jawa Barat ini, menarik untuk disimak. Dari catatan yang ada, penyebaran Agama Islam, khususnya di Jawa Barat berawal dari daerah yang terletak di pantaj utara Pulau Jawa ini.

Ada beberapa yang bisa menjadi rujukan kisah asal usul Cirebon dan sejarah pemerintahan.

Di antara naskah-naskah yang memuat sejarah awal Cirebon adalah Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Cirebon, Sajarah Kasultanan Cirebon, dan Babad Walangsungsang.

Baca Juga: Bupati Rudy Gunawan Akui Jujur Kabupaten Garut Darutat Pelayanan Publik

Dikutip dari kanal youtube @berbagi tahu, dengan mengambil sumber narasi dari http//: cirebonkota.go.id, yang paling menarik adalah naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, yang ditulis pada tahun 1720 oleh Pangeran Aria Cirebon.

Ia merupakan putera Sultan Kasepuhan yang pernah diangkat sebagai perantara para Bupati Priangan dengan VOC
Pada tahun antara tahun 1706-1723.

Dalam naskah itu pula disebutkan bahwa asal mula kata "Cirebon" adalah "sarumban", lalu mengalami perubahan pengucapan menjadi "Caruban".

Baca Juga: Hari Ini, Sabtu 21 Mei 2022 Dua Lokasi Tempat Pembuatan SIM Keliling di Bandung

Kata ini mengalami proses perubahan lagi menjadi
"Carbon",berubah menjadi kata "Cerbon",dan akhirnya menjadi kata "Cirebon".

Menurut sumber ini, para wali menyebut Carbon sebagai "Pusat Jagat", negeri yang dianggap terletak di tengah-tengah Pulau Jawa.

Masyarakat setempat menyebutnya "Negeri Gede". Kata ini kemudian berubah pengucapan menjadi Garage, dan berproses lagi menjadi Grage.

Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah Babak Kualifikasi Piala Asia U-17 dan Piala Asia U-20

Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad XIV di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati.

Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat.

Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Padjadjaran). Di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang.

Baca Juga: Jangan Pandang Sebelah Mata Peran RW dan RT Kota Bandung

Ki Gedeng Alang-Alang kemudian memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh.

Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.

Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi.

Baca Juga: Pembangunannya Sudah 90 Persen Flyover Kopo Mulai Diuji coba

Pangeran inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh.

Oleh Raja Galuh dijawab dengan mengirimkan bala tentara ke Cirebon untuk menundukkan Adipati Cirebon. Namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.

Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Gus Miftah, Rizky Billar, Lesti Kejora dan Deddy Corbuzier Diundang Berhaji Tahun Ini

RIWAYAT PEMERINTAHAN

Periode Tahun 1270-1910
Pada abad XIII Kota Cirebon ditandai dengan kehidupan yang masih tradisional.

Baru pada tahun 1479 Cirebon berkembang pesat menjadi pusat penyebaran dan Kerajaan Islam, terutama di wilayah Jawa Barat.

Ke sini nya, setelah penjajah Belanda masuk, dibangunlah jaringan jalan raya darat dan kereta api sehingga mempengaruhi perkembangan industri dan perdagangan.

Baca Juga: Prediksi Liga Inggris Manchester City vs Aston Villa, Perkiraan Pemain, Head to Head, dan Link Live Streaming

Periode Tahun 1910-1937

Pada periode ini Kota Cirebon disahkan menjadi Gemeente Cheirebon dengan luas 1.100 Hektar dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370).

Lalu Periode Tahun 1937-1967 Tahun 1942 Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 hektar dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi Kota Praja dengan luas 3.300 hektar.

Setelah ditetapkan menjadi Kotamadya tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 hektar.

Baca Juga: Akan Naik Tarif Listrik Bagi Pelanggan dengan Daya Mulai 3000 VA

Periode Tahun 1967-Sekarang

Wilayah Kota Cirebon sampai saat ini seluas 3.735,82 hektar. Terbagi dalam 5 kecamatan dan 22 kelurahan. Adapun urutan nama-nama yang pernah memimpin Kota Cirebon
dari jaman Belanda sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut :

1920 – 1925 Burger Meester YH Johan
1925 – 1928 Burger Meester SE Hotman
1928 – 1933 Burger Meester Gostrom Slede
1933 – 1938 Burger Meester HEC Kontic
1938 – 1942 Burger Meester HSC Hupen
1942 – 1943 SHITO Asikin Nataatmaja
1943 – 1949 SHITO Muniran Suria Negara
1949 – 1950 Wakil Kota Prinata Kusuma
1950 – 1954 Wakil Kota Mustafa Suryadi
1954 – 1957 Wali Kota Hardian Karta Atmaja
1957 – 1959 Walikota Prawira Amijaya
1959 – 1960 Walikota Moh Safei
1960 – 1965 Walikota RSA. Prabowo
1965 – 1966 Walikota R. Sukardi
1966 – 1974 Walikota Tatang Suwardi
1974 – 1981 Walikota H Aboeng Koesman
1981 – 1983 Walikota Drs. H. Achmad Endang
1983 – 1988 Walikota Drs. Moh. Dasawarsa
1988 – 1993 Walikota Drs. H. Kumaedhi Syafrudin
1993 – 1998 Walikota Drs. H. Kumaedhi Syafrudin
1998 – 2003 Walikota Drs. H. Lasmana Suriaatmadja
2003 – 2008 Walikota Subardi, S.Pd.
2008 – 2013 Walikota Subardi, S.Pd.
2013 – 2015 Walikota Drs. H. Ano Sutrisno, MM (Alm)
2015 – 2018 Walikota Drs. Nasrudin Azis, SH.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Kanal youtube @bagi-bagi tahu

Tags

Terkini

Terpopuler