Kerajaan Salakanagara Leluhur Paling Tua di Indonesia, Konsisten Dari India dan China Hingga Romawi

- 7 Juni 2023, 07:13 WIB
Peta kuno p jawa sumatera/kemendukbud
Peta kuno p jawa sumatera/kemendukbud /

SABACIREBON-Di bumi nusantara yang sekarang bernama Indonesia, cukup banyak kerajaan-kerajaan besar pada masa lampau. Bahkan beberapa di antaranya sangat disegani kerajaa lainnya di luar nusantara.

Lantas siapa atau kerajaan mana sebenarnya kerajaan tertua atau pertama di nusantara? Hingga kini masih simpang siur, terutama karena minimnya bukti yang bisa dijadikan rujukan.

Dikutip dari akun tiktok @historia mundi, menurut catatan dari Naskah Wangsakerta yang bersifat kontroversial, terdapat sebuah Kerajaan di pesisir barat Pulau Jawa, namanya Kerajaan Salakanagara.

Baca Juga: Sempat Viral, Inilah Kabar Terbaru Cho Gue Sung Sekarang

Menurut catatan tersebut, Kerajaan ini didirikan oleh seorang pedagang dari India yang bernama Dewawarman.

Kontroversi keberadaan kerajaan Salakanagara disebabkan oleh minimnya peninggalan fisik sebagai bukti. Seperti catatan sejarah, prasasti, maupun candi.

Karenanya, sebagian besar akademisi di Indonesia menganggap Kerajaan Salakanagara hanyalah sebagai sebuah fiksi.

Baca Juga: Kode Redeem ML 7 Juni 2023: Klaim Skin Hero, Item Langka hingga Diamond

Mari kita kupas tuntas mengenai klaim tentang keberadaan Kerajaan Salakanagara, dan bukti-bukti yang bisa dijadikan rujukan kepada keberadaannya.

Berdasarkan klaim dari Naskah Wangsakerta, Kerajaan Salakanagara didirikan pada abad ke-1. Lokasinya berada di pesisir barat pulau Jawa.

Nama Salakanagara sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti negeri perak. Terbentuknya Kerajaan ini dimulai dengan datangnya pedagang dari Kerajaan Palawa di India yang bernama Dewawarman.

Baca Juga: Wow! Kurang 10 Hari, 53 Pelaku Kriminal di Indramayu Berhasil Ditangkap, Kasus Premanisme Paling Menonjol

Dewawarman kemudian menikahi anak perempuan dari penguasa kampung lokal yang bernama Aki Tirem.

Hal ini kemudian diikuti oleh semua pengawal dan pengikut Dewawarman. Mereka menikahi perempuan dari kampung tersebut dan memilih untuk tidak kembali.

Pada saat Aki Tirem meninggal dunia, Dewawarman diangkat menjadi kepala kampung.

Baca Juga: Cerita Santriwati Belajar di Ponpes Al-Mizan, Jatiwangi Majalengka 3 Tahun Hafal 14 Juz Al-Qur'an

Pada tahun 150 Dewawarman kemudian mendirikan kerajaan yang diberi nama Salakanagara dengan ibukotanya di Rajatapura.

Terdapat berberapa teori mengenai letak ibukota Kerajaan Salakanagara saat itu. Salah satunya adalah di kota Merak yang dalam bahasa Sunda berarti membuat perak.

Kemudian perkiraan lainnya, lokasinya di lereng Gunung Salak dikarenakan nama Salak yang berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti perak, dan di tepi Sungai Tiram yang konon berasal dari nama Aki Tirem yang terletak di daerah Condet.

Baca Juga: Dua Perusahaan di Majalengka Diduga Bermasalah, Ini yang Dilakukan Satpol PP dan Damkar Majalengka

Kerajaan Salakanagara juga mendirikan kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang kemudian menjadi bawahan mereka. Misalnya Kerajaan Ujung Kulon yang didirikan oleh adik pertama Dewawarman, dan Kerajaan Tanjung Kidul yang didirikan oleh adik kedua Dewawarman.

Kerajaan Salakanagara berdiri sampai tahun 362, dan dirajai oleh keturunan Dewawarman. Kerajaan Salakanagara kemudian menjadi bagian dari Kerajaan baru yang bernama Tarumanagara.

Kerajaan Tarumanagara didirikan oleh Jayasingawarman pada tahun 450. Jayasingawarman sendiri merupakan seorang pendeta Hindu dari India yang kabur ke Nusantara karena kerajaannya dikalahkanKerajaan Gupta.

Baca Juga: INFO HAJI: Calhaj Asal Majalengka Ini Mendadak Minta Turun Dari Pesawat, Dari Tanah Suci Ada Kabar Begini

Kerajaan Salakanagara diyakini sebagai leluhur suku bangsa Sunda dan Betawi. Terutama apabila dilihat dari kesamaan wilayah antara kerajaan Salakanagara dan wilayah berkembangnya budaya Sunda dan Betawi.

Jejak Peninggalan

Sebuah penanggalan radiokarbon yang dilakukan pada candi Jiwa di Karawang, memberikan hasil bahwa candi tersebut sudah ada dari abad ke-2, walaupun kemudian direnovasi atau dibangun ulang oleh Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-4

Selain itu, ada pula penemuan arca Hindu berupa patung Ganesha dari abad ke-1 yang ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Tepatnya pada kaki Gunung Raksa di pulau Panaitan.

Baca Juga: Menghindari Lelaki dengan 5 Ciri Ini: Jangan Dekati Jika Enggan Menyesal!

Catatan Tertulis

Menurut catatan Sanskerta dari India, sudah terdapat Kerajaan Hindu di Sumatra dan Jawa sejak tahun 200 SM, yang disebut Dwipantara dan Yawadwipa.

Dwipantara merujuk pada kepulauan Nusantara, sedangkan Yawadwipa merujuk kepada pulau Jawa

Pada epik Ramayana, yang merupakan cerita Hindu kuno dari peradaban India (abad ke-8 SM), dikatakan bahwa Sugriva, pemimpin dari pasukan Rama, mengirim pasukannya ke Yawadwipa, pulau Jawa, untuk mencari dewi Sita.

Baca Juga: Profil Singkat Geoffrey Moncada Pengganti Maldini di Ac Milan

Pada catatan sanskerta kuno, ada pula istilah Suvarnadwipa yang berarti tanah emas, yang merujuk kepada pulau Sumatra.

Selain itu, pada catatan peradaban Tamil kuno, Manimekalai, terdapat Kerajaan kuno di pulau Jawa.

Terdapat juga catatan mengenai kepulauan Chrysós dan Argyrós yang berarti Emas dan Perak, di Samudra Hindia. Pada peta Geografi yang dibuat Claudius Ptolemmaeus dari Kekaisaran Romawi pada tahun 150.

Baca Juga: Profil Singkat Geoffrey Moncada Pengganti Maldini di Ac Milan

Catatan tersebut konsisten dengan catatan Sanskerta yang menyebutkan keberadaan Suvarnadwipa (negeri emas) yang merujuk kepada pulau Sumatra, dan fakta bahwa nama Salakanagara diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti Negeri Perak.

Ada pula catatan Tiongkok dari tahun 132 yang berbicara tentang sebuah wilayah yang disebut Ye-Tiao yang diartikan pulau Jawa, dengan rajanya Tiao-Pien yang dalam bahasa mandarin berarti berkulit dewa.

Hal ini konsisten dengan nama Dewawarman yang berasal dari bahasa Sanskerta Devavarman aafa yang berarti baju jirah dari para dewa.

Baca Juga: Marquez dan Joan Mir Siap Ramaikan Kejuaraan Dunia MotoGP di Mugello

Pendapat

Minimnya bukti konkrit mengenai keberadaan Kerajaan Salakanagara bukan berarti bahwa Kerajaan tersebut pasti tidak ada.

Bukti yang kita cari saat ingin mempelajari sejarah kuno Nusantara biasanya hadir dalam bentuk prasasti, candi, dan arca, yang sarat akan budaya Hindu-Buddha dari India.

Bisa jadi Salakanagara adalah usaha pertama untuk mendirikan model kerajaan Hindu di Nusantara, dalam artian budaya, seni, bahasa, dan keyakinan di Kerajaan Salakanagara masih tergolong asli, Nusantara, atau dalam kata lain belum banyak mendapatkan pengaruh dari India.***

Editor: Andik Arsawijaya

Sumber: Tiktok historia mundi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x