3 Gerbang Tol Kota Bandung Berlatar Belakang Nama Buah dan Suku Asal Pakistan. Simak Ceritanya

9 Februari 2023, 21:18 WIB
Nama toponimi buah jambukopo yang diabadikan jadi Jln Kopo dan Gerbang Tol Kopo. /Dok.prfmnews.id/

SABACIREBON - Boleh jadi Anda sudah akrab dengan Gerbang Tol Buahbatu, Kopo, dan Pasirkoja,  karena sudah biasa keluar-masuk Kota Bandung  lewat pintu-pintu tersebut.

 Akan tetapi siapa nyana di balik nama Buahbatu, Kopo, dan Pasirkoja memiliki latar cerita unik sehingga oleh penduduk Bandung baheula disematkan menjadi nama tempat.

Hal-hal unik dua dari ketiga nama  tempat itu bisa ditemukan dalam buku Toponimi Kota Bandung (TKB) karya T Bachtiar, Etti R.S., Anto Sumiarto, dan Tedi Permadi.

Baca Juga: Lagi-lagi Laga Tanpa Penonton Harus Dijalani Persib Bandung, Penyerang Persib Bilang Begini

Disebutkan, topinimi sendiri berkaitan erat  dengan istilah topografi, yaitu sebagai gambaran dari permukaan daratan, termasuk relief dan segala sesuatu yang dibuat manusia.

Namun toponimi juga banyak cabangnya, karena objek penelitian nama-nama tempat bisa terkait hidrologis yakni air, geomorfologis (bentukan alam), dan biologis (tanaman), budaya termasuk di dalamnya foklore (cerita rakyat), juga sejarah.

Kembali ke soal nama tiga gerbang tol sebagai sarana keluar masuk Kota Bandung, memang terkait dengan toponimi tadi.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri 1444 H, Pemkab Garut Canangkan Rehabilitas Jalan di Beberapa Wilayah

  1. Gerbang Tol Buahbatu

Posisi Gerbang Tol Buahbatu merupakan gerbang tol awal masuk Kota Bandung dari arah timur (Cileunyi) atau pintu timur jika masuk dari arah Jakarta.

Keluar Tol Padaleunyi lewat GerbangTol Buahbatu pengendara akan masuk ke Jln Buahbatu sepanjang 4,75 km, membentang dari pintu tol dan berujung di Jln Karapitan.

Pertanyaannya, apakah nama Buahbatu untuk nama jalan tersebut terkait dengan nama buahnya batu, sebagaimana buah mangga, buah apel, atau buah-buah lainnya?

Baca Juga: REFLEKSI HARI PERS NASIONAL, Ahmad Yusron: HPN Bukan Seremonial Tahunan, Tapi Untuk Ini di Tengah Masyarakat

Kata buku TKB   mencari latar belakang nama tempat Buahbatu, ternyata butuh waktu bertahun-tahun untuk mencari jawabnya.

Ternyata, eh ternyata, Buahbatu itu sesungguhnya nama lain buah pinang (Snd: jambe).

Kata Kang Titi, panggilan akrab T Bachtiar, sebagaimana tulisannya pernah dimuat di Pikiran Rakyat, misteri Buahbatu terjawab atas hasil penelitian Rindengan Barlian dari Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain.  

Saking kerasnya buah pinang (yang kering tentu saja) disebut juga buah batu, lantaran  membatu seperti.... batu!

Baca Juga: Aktivitas Gunung Karangetan Sulawesi Utara Dinaikkan dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga

Nah, jika pengendara yang masuk Jln Buahbatu dari Gerbang Tol Buahbatu, lalu lama terdiam tidak laju-laju, itu bukan berarti membatu. Itu, sih, lantaran kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan.

ya, wayahna, harap bersabar.  

  1. Gerbang Tol Kopo

Tak jauh berbeda dengan Gerbang Tol Buahbatu, keluar dari Gerbang Tol Kopo pengendara akan digiring masuk ke Jln Kopo.

Eh, sebentar. Jln Kopo sebenarnya sudah berganti nama jadi Jln KH Wahid Hasyim, yakni ayahanda Gus Dur yang meninggal kecelakaan kendaraan di seputaran Cibeureum, Cimahi.

Namun warga kota maupun orang luar kota kadung akrab dengan nama Jln Kopo. Ditambah lagi pintu tolnya pun dinamai  Gerbang Tol Kopo, bukan Gerbang Tol KH Wahid Hasyim. Ya, sudah, apa boleh buat, suka-suka Anda saja.

Kali ini memang yang akan dikupas adalah nama kopo, yang dijadikan nama tempat.

Kopo itu, apa sih?

Mengutip penjelasan buku  TKB, kopo adalah sejenis pohon yang berbuah seperti jambuair. Pohon itupun dinamakan jambukopo.

Tinggi pohon bisa mencapai 20 meter, dengan cabang yang kuat berwarna coklat kemerahan. Boleh jadi jambukopo banyak tumbuh di kawasan itu sehingga dijadikan nama tempat. 

Daunnya sepintas seperti daun jambuair.  Bunganya biasa  menghiasi ranting, terkadang di ketiak ranting paling atas.

Cuma jangan terburu nafsu makan buah ini atau jangan dipersamakan dengan jambuair yang lain. Sebab rasanya sepet nan tak enak dikonsumsi.

Jika melewati Jln Kopo dari Gerbang Tol Kopo juga terasa "sepet" bukan karena buah itu, akan tetapi karena kerap macet, meski sudah ada jalan alternatif Tol Soroja. 

  1. Gerbang Tol Pasirkoja         

Mencari asal-usul nama Pasirkoja untuk nama Gerbang Tol Pasirkoja yang terus menembus Jln Pasirkoja, cukup sulit ternyata.

Pasalnya pada buku Toponimi Kota Bandung tidak ditemukan asal-usul nama tempat Pasirkoja. Namun kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Atau bertanyalah sesuatu pada ahlinya.

Ya, ketimbang tersesat dan salah menafsirkan, akhirnya bertanyalah kepada ahlinya. Lagi-lagi bertanya kepada Kang Titi alias  T. Bachtiar (boleh dibalik).

Lewat media sosial, pertanyaan pun diajukan. Datanglah jawaban itu.

Menurut Kang Bachtiar, bahwa Pasirkoja,”Pasir (bukit) tempat urang Koja.”

“Pekojan, sanes kota kantong (Pekojan, bukan koja kantong),” kata T. Bachtiar menegaskan.

Jelasnya, Pe-Koja-an tempat urang Koja, yang bermukim di sebuah bukit. Mengingat orang Bandung adalah suku Sunda, maka dalam bahasa Sunda, bukit tempat tinggal orang Koja, disebutlah Pasirkoja.

Orang Koja sendiri berasal dari mana atau suku dari mana?

Mengutip dari wikipedia, Khoja, Koja, atau Kuja, adalah sebutan suku Pakistan-Indonesia. Orang Koja umumya berasal dari Cuth, Khatiawar, dan Gujarat, India.

Sekarang jelas sudah, Jln Pasirkoja atau kawasan Pasirkoja zaman dulu merupakan tempat tinggal orang Koja, Pakistan dan menempati lahan berbukit.

Lha, kalau begitu di mana letak bukitnya? Mungkin saja sudah diratakan.

Tapi kata T. Bachtiar, jika dari arah kawasan Tegallega menuju Pasirkoja masih terasa menanjak, seolah menuju kawasan berbukit.  

Jadi begitulah, tiga nama gerbang tol keluar-masuk Kota Bandung tersebut dua berupa toponimi berlatar biologis (tumbuhan) Buahbatu dan Kopo, satu lagi gabungan morfologis dan sejarah yakni Pasirkoja, bukit tempat tinggal suku Koja dari Pakistan.***   

   

     

 

 

 

 

    

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Toponimi Kota Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler