BMKG Perkirakan Cuaca Ekstrem Akan Berlanjut, 10 Kota di Jabar Katagori Siaga, Cirebon?

- 10 Oktober 2022, 15:22 WIB
Cuaca ekstrem landa sejumlah daerah dinjabar dalam beberapa hari ini/ pikiran-rakyat.com
Cuaca ekstrem landa sejumlah daerah dinjabar dalam beberapa hari ini/ pikiran-rakyat.com /


SABACIREBON - Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari ini, diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat masih akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

Penyebabnya, dari hasil analisis terkini tentang dinamika atmosfer, potensi cuaca ekstrem tampak mengalami peningkatan .

”Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin. Ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Indra Gustari Minggu, 9 Oktober 2022 dikutip dari pikiran-rakyat.com.

Baca Juga: Gegara Dicukur Malaysia, Indonesia Tak Termasuk Runner Up Terbaik, Gagal Lolos ke Piala Asia U17 2023

Selain itu, lanjut Indra, terdapat pula fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang masih aktif.

Menurutnya, gelombang MJO itu berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin.

”Secara tidak langsung, masih akan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk sebagian wilayah Jawa Barat, dalam beberapa hari ke depan,” ujar Indra.

Baca Juga: Penggunaan Jet Pribadi, Brigjen Hendra Kurniawan Mulai Diperiksa

Menurutnya, dalam menyikapi fenomena tersebut, pihaknya telah membagi sejumlah kota/kabupaten yang masuk kategori siaga.

Di mana untuk 10 Oktober 2022, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, masuk kategori wilayah siaga terdampak hujan lebat.

Kemudian, pada 8-14 Oktober 2022, terdapat potensi gelombang tinggi di sebagian perairan wilayah Indonesia. Termasuk di Samudra Hindia selatan Jawa (termasuk mencakup perairan selatan Jawa Barat) yang mencapai 2,5-4 meter.

Baca Juga: Sebanyak 20 Pebulutangkis Ikuti Kejuaraan Dunia Piala Suhandinata di Spanyol

”Untuk itu, kami meminta pemda wilayah terdampak, segera mengantisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi banjir, banjir bandang, genangan tinggi, longsor, dan bencana hidrologi lainnya,”kata Indra.

Pihaknya berharap
ada penataan kondisi lingkungan terkait hal ini. Misalnya merapikan pohon yang tinggi dan membahayakan jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang.

”Juga sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif,” katanya.

Baca Juga: Buper Ipukan, Tidur di Alam Bebas Berselimutkan Kabut Gunung Ciremai, Berani Terima Tantangan? Simak Ini

Sementara itu, hingga triwulan III 2022 sedikitnya 2.532 pohon dipangkas dan 59 pohon ditebang
petugas UPT Penghijauan dan Pemeliharaan Pohon pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung.

Tujuannya untuk meminimalkan pohon tumbang, terutama saat musim hujan seperti sekarang.

”Selain itu, kami juga melakukan pemeliharaan dan pengendalian seperit pemangkasan pohon yang menghalangi rambu lalu lintas, PJU, maupun CCTV, serta yang rawan tumbang. Kami melakukan pemeliharaan dan pengendalian setiap hari. Tidak menunggu lebih dulu ada kejadian," ucap Kepala UPT Penghijauan dan Pemeliharaan Pohon pada DPKP Kota Bandung, Roslina pada Minggu, 9 Oktober 2022.

Baca Juga: Liga Inggris: Bantai Southampton, Manchester City Puncaki Klasemen Sementara, Erling Haaland Makin Tajam

Perihal kejadian pohon tumbang maupun patah dahan, Roslina mengatakan, berjumlah 217 kasus sampai triwulan III tahun 2022.

Perinciannya, 109 pohon tumbang dan 109 yang patah dahan.

Berdasarkan aspek lokasi kejadian, kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Bandung Wetan (25).

Baca Juga: Mercedes-Benz Tarik Kembali (Recall) 59.574 Unit SUV GLS

Kemudian diikuti Kecamatan Cicendo, Sumur Bandung, Coblong, masing-masing 18 kasus. Lalu, Lengkong (16) dan Cidadap (10).***

 

Editor: Andik Arsawijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah