Sedangkan Deputy Menko PMK Didik Suhardi mengomentari pelaksanaan program PkM Integratif itu dengan menyatakan: “Saya sangat mengapresiasi yang sebesar-besarnya untuk Universitas Widyatama yang telah berhasil mengkolaborasikan kegiatan kita dalam rangka Revolusi Mental melalui penanaman 10 juta pohon. Kami dari Kemenko PMK bertindak sebagai koordinator yang menghubungakan dari yang menyediakan bibit ke yang membutuhkan bibit pohon”.
Ia menambahkan masalah Revolusi Mental itu bukan hanya sekedar untuk diketahui, tetapi perlu aksi nyata melalui gotong royong. “Indonesia berada di tengah ring of fire yang tentunya harus diselamatkan dan harus disadari jika bencana alam yang ada dimana-mana tidak lepas dari kesalahan manusia itu sendiri.”
Didik Suhardi juga mengingatkan, “Indoneisa merupakan pengimport buah yang sangat besar setiap tahunnya. Kita habiskan triliunan untuk import, padahal Indonesia merupakan negara agraris. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini kita semua bisa sadar untuk kebutuhan kita sendiri”.
Baca Juga: Sambut Musim Tanam Penghujan 2022, Pupuk Kujang Siapkan 94.506 ton Pupuk Bersubsidi
Sementara itu pada sambutan lain, Ketua Dekranasda Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengatakan, ada sekitar 700.000 lahan kritis dan 200.000 hektar diantaranya sebagai lahan kritis di hutan lindung yang ada dalam wilayah Jawa Barat dan belum di maksimalkan.
Atalia berharap kegiatan tanam pohon itu bukan hanya dilakukan sekali gerakan saja melainkan perlu dilakukan secara terus menerus.
“Kami di pemerintahan sudah membiasakan diri untuk turut serta berkontribusi menyumbang dan menanam 1 pohon jika ada yang berulang tahun atau kenaikan pangkat dan jabatan. Untuk itu kita mendorong civitas akademika (Widyatama) dan masyarakat yang turut hadir untuk ikut serta dalam kegiatan semacam ini. Kita harus bekerjasama karena pemerintah tidak bisa melakukan ini sendiri, “ demikian Ketua Dekranasda Jabar mengatakan.***