Aktifis Rumah Cemara Bicara Bahaya Narkoba Pada Ribuan Calon Mahasiswa Universitas Widyatama

- 25 Agustus 2022, 22:35 WIB
Ilustrasi dampak bahaya narkoba. /Ilustrasi Penyalahgunaan Narkoba/BNN/Dok. BNN
Ilustrasi dampak bahaya narkoba. /Ilustrasi Penyalahgunaan Narkoba/BNN/Dok. BNN /

“Mereka mungkin menggunakan lebih banyak obat untuk mencoba dan mencapai tingkat yang sama. Adaptasi otak ini sering menyebabkan orang tersebut menjadi semakin tidak dapat memperoleh kesenangan dari hal-hal lain yang pernah mereka nikmati, seperti makanan, seks, atau aktivitas sosial,” katanya.

Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang juga menurut kedua pembicara dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem dan sirkuit kimia otak lainnya, yang memengaruhi fungsi kerja otak meliputi:

  • Pembelajaran;
  • Pertimbangan;
  • Pengambilan keputusan;
  • Stress;
  • Penyimpanan memori dan
  • Perilaku.

Baca Juga: 70 Warga Binaan Lapas Menerima KTP Elektronik

Kustantiono maupun Eva juga memperingatkan seluruh calon mahasiswa Widyatama,  meskipun menyadari hal yang berbahaya ini, namun tetap banyak orang yang menggunakan narkoba dan terus mengkonsumsinya.  Ini karena  itu  merupakan sifat dasar dari kecanduan (adiktif personaliti).

Sebagian besar obat dapat memengaruhi "reward circuits" otak, menyebabkan euforia serta membanjirinya dengan dopamin sebagai pembawa pesan kimiawi. Sistem penghargaan yang berfungsi dengan baik, memotivasi seseorang untuk mengulangi perilaku yang diperlukan untuk berkembang, seperti makan dan menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai.

Lonjakan dopamin di "reward circuits" dapat menyebabkan penguatan perilaku yang menyenangkan tetapi tidak sehat.  Seperti halnya menggunakan NAPZA yang dapat membuat orang mengulangi perilaku itu lagi dan lagi, kata Kustantiono dan Eva.

Baca Juga: BMKG Sebut Tsunami dan Gempa Berkekuatan Hingga 8,9 Magnitudo Ancam Daerah Ini, Terungkap Ini Pemicunya

Lebih jauh kedua pembicara  mengatakan, ketika seseorang terus menggunakan NAPZA maka otak beradaptasi dengan mengurangi kemampuan sel-sel di sirkuit penghargaan untuk meresponsnya. “Ini mengurangi rasa tinggi yang dirasakan orang tersebut dibandingkan dengan rasa tinggi yang mereka rasakan saat pertama kali mengonsumsi obat. Ini adalah efek yang dikenal sebagai toleransi."

Kepada seluruh peserta PPU pembicara dari Rumah Cemara itu juga untuk kesekian kalinya mem peringatkan resiko pemakai atau ketergantungan akibat NAPZA. “Pada saat seseorang menjangkau perawatan kecanduan, mereka mungkin telah menderita banyak kerugian yang menyakitkan dalam hidup mereka. Kecanduan dapat mencuri kebahagiaan seseorang, pekerjaan, teman dan keluarga  serta dapat mengikis kebebasan mereka,” katanya.

Terlalu sering, harapannya adalah bahwa seseorang harus mencapai "titik terendah" sebelum pengobatan dapat bekerja. Tapi ini adalah mitos yang bisa berakibat fatal. Pada saat itu kerusakan adalah konsekuensial dan jalan menuju pemulihan jauh lebih sulit.

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x