SABACIREBON – Secara biologis, gen yang dimiliki seseorang sejak lahir, turut berperan menyumbang sekitar setengah dari risiko seseorang untuk menjadi pecandu narkotika dan obat-obatan terlarang (NAPZA).
Selain faktor gen, penyumbang atas timbulnya kecanduan terhadap narkotika itu juga datang dari unsur jenis kelamin, etnis serta adanya gangguan mental lainnya.
Kustantonio dan Eva dari Rumah Cemara, menyampaikan hal itu ketika berbicara pada acara Program Pengenalan Universitas (PPU) Widyatama yang diikuti oleh 1.592 orang dari 2.102 calon mahasiswa. Acara itu berlangsung secara online via zoom meeting serta tatap muka di gedung GSG Kampus Universitas Widyatama, Bandung Kamis (25/08).
Panitya PPU Widyatama pada acara PPU tahun ini mengajak Rumah Cemara, sebuah organisasi masyarakat yang peduli terhadap pentingnya membantu masyarakat yang bermasalah dengan ketergantungan obat-obatan, untuk memberikan pemahaman terhadap calon mahasiswa tentang bahaya mengkonsumsi obat-obat terlarang semacam narkotika dan sejenisnya.
Pada kesempatan itu kedua pembicara juga menyinggung mengenai besarnya pengaruh lingkungan terhadap persoalan penggunaan obat-obat terlarang (NAPZA) di lingkungan masyarakat, khususnya para pemuda.
Lingkungan yang banyak mempengaruhi lahirnya seseorang sebagai pengguna bahkan menjadi pecandu obat-obatan bisa hadir dari berbagai kelompok yang bebeda-beda. “Mulai dari keluarga dan teman hingga status ekonomi serta kualitas hidup secara umum. Faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pelecehan fisik dan seksual, paparan dini terhadap obat-obatan, stres, dan kurangnya bimbingan orang tua, dapat sangat mempengaruhi kemungkinan seseorang menggunakan dan kecanduan narkoba,” kata kedua pembicara.
Baca Juga: Pengobatan Herbal : Kirinyuh, Tanaman Obat Serbaguna dan Cara Mengolahnya (Bagian 2)
Pada bagian lain pemapara tentang berbahayanya mengkonsumsi obat-obatan terlarang itu Kustantonio maupun Eva menjelaskan pula mengenai proses kerja otak ketika seseorang menggunakan NAPZA.