SABACIREBON - Berbagai cara dilakukan orang untuk mencari uang.
Ada yang dengan cara halal. Tidak sedikit pula yang melakukannya dengan cara tidak halal.
Berbohong, merampok uang rakyat, menipu untuk mendapatkan uang, sudah menjadi berita sehari hari.
Mencari uang dengan cara terpuji, tak bisa ditutup tutupi.
Serapi rapinya menutup nutupi upaya tidak terpuji, suatu saat akan terbongkar juga.
Demikian juga dengan kelakuan Rasyidin. Pemuda berusia 35 tahun itu, sudah sejak setahun ini berprofesi menjadi pengemis.
Mengemis itu sah sah saja. Namun warga Soreang Kabupaten Bandung ini, mengemis sambil menipu. Tipuannya sering mengundang iba siapa saja yang melihatnya.
Ya, selama setahun itu Rasyidin berpura pura sebagai difabel. Berkaki buntung.
Kejelekan tak bisa ditutup tutupi. Suatu saat akan terbongkar pula.
Demikian juga kelakuan Rasyidin.
Adalah Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta yang membongkarnya.
Saat itu Kang Dedi, panggilan akrab untuk Dedi Mulyadi, dalam perjalanan dari rumahnya di Lembur Pakuan Subang menuju Jakarta.
Anggota DPR RI ini melihat Rasyidin sedang mengemis sambil merangkak menyusuri jalan.
Baca Juga: Good...! Kominfo dan KPK Kerjasama Aduan Tindak Pidana Korupsi, Bagaimana Tipikor di Daerahmu?
Saat dihampiri Kang Dedi, Rasyidin mengaku hendak pulang ke rumah kontrakannya di Pasar Lama Pagaden Subang.
Kepada Kang Dedi, Rasyidin mengaku kakinya buntung akibat kecelakaan.
"Ayo atuh saya anterin naik mobil," ujar Kang Dedi.
Rasyidin menolak tawaran Kang Dedi dan tetap ingin pulang menggunakan angkot.
Kang Dedi mulai curiga. Rasyidin pun pulang diantar ojek yang dibayarkan Kang Dedi.
Kang Dedi makin curiga tatkala melihat Rasyidin dengan cekatan naik ke jok ojek. Kang Dedi pun mengikutinya dan kemudian memberhentikan ojek.
Kang Dedi memeriksa fisik Rasyidin. Benar saja, kaki Rasyidin tidak buntung. Normal normal saja.
Saat memeriksa tas milik Rasyidin, Kang Dedi mendapatkan uang sekitar Rp 500 ribu, HP Android, dan tiga kaleng lem.
Rasyidin pun tak berkutik. Rasyidin pun ikut ke mobil Kang Dedi.
Semula Rasyidin menolak naik mobil karena ia mengenal Kang Dedi.
"Ini uang untuk dikirim ke isteri di Soreang," kata Rasyidin.
Sehari rata rata dapat Rp 500 ribu. Paling sedikit Rp 300 ribu.
Kepada Kang Dedi, Rasyidin mengaku ingin bertobat dan beralih profesi.
Rasyidin hendak pulang ke kampungnya di Soreang dan ingin menjadi tukang kebun.
Sebelum pulang, Rasyidin diajak Kang Dedi mampir ke super market.
Kang Dedi membelikan bahan pokok dan pakaian untuk Rasyidin.
Rasyidin pulang ke Soreang dengan diantar seorang staf Kang Dedi.***
| ReplyForward |