Bakal dipermudah
Sayangnya, tulisan ini belum ditunjang oleh data yang bersifat kuantitatif tentang lonjakan pengendara yang masuk kota Bandung pada setiap hari libur, akhir pekan, apalagi cuti nasional, cuti bersama. Data seperti itu pasti dimiliki oleh pengelola jalan tol Cipularang.
Kendati demikian tanpa adanya data yang demikian, kejadian Contra flow dijalan tol Jakarta Cikampek merupakan petunjuk bahwa arus lalu lintas bagi pengguna jalan menuju Bandung atau keluar dari kawasan Bandung demikian padat.
Situasi padat meuju dan keluar Bandung mencapai titik puncak ketika bertemu arus kendaraan dari pengguna jalan tol asal Cirebon, Jateng dan Jatim. Sehingga tol Cikampek pun sering macet.
Baca Juga: Kekayaan Dirjen Tersangka Korupsi Minyak Goreng, Meningkat dari Rp 55 Juta Menjadi Rp 4.5 Miliar
Kemacetan itu tentu perlu diurai dengan membuat arus lalu lintas jadi Contra flow, baik mungkin di jalur A (dari Jakarta) sehingga menggunakan sebagian jalur B (jalur menuju Jakarta) atau pengendara jalur B yang menuju Jakarta dengan dipermudah menggunakan jalur A, atau jalur yang dari arah Jakarta.
Mungkin tidak secara spesifik dasar awal macet bermula dari pertemuan lalu lintas simpang lajur Cipularang dan Cikampek yang meluas ke Barat (Jakarta) atau ke Timur (Bandung) atau ke Utara (ke Cirebon dan Jateng) penyebab macet jalan tol ini, namun tidak dipungkiri, bahwa setiap kebijakan Contra flow tentu berawal kemacetan di simpang ini.
Makanya penambahan pembangun jalan tol layang yang sekarang ini sudah berfungsi dan dinamakan sebagai tol Sheikh Mohammed bin Zayed untuk mengatasi kepadatan di tol Cikampek. Tol Mohammed bin Zayed ini dikenal sebagai tol Japek 2 atau tol layang, yang pengunaannya masih di gratiskan sejak 2 tahun yang lalu.
Baca Juga: Empat Orang Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng Ditahan Kejagung, Termasuk Dirjen Depdaglu
Namun sekali lagi yang diuntungkan adalah pengunjung tujuan, salah satunya, Bandung.