SABACIREBON - Makin kecil kemungkinannya jalur tol Pamulihan - Sumedang dari tol Cileunyi Sumedang dan Dawuan (Cisumadawu) bisa dipergunakan sebagai jalur tambahan dalam menghadapi arus mudik dan balik lebaran 1443 H.
Kekhawatiran muncul karena berbagai kendala, baik yang secara teknis -- dalam pembangunan tol ini -- dan gangguan alam bisa berulang. Prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG menyatakan, jalur Pamulihan Sumedang yang masuk dalam coverage wilayah Cileunyi Bandung Timur dan Sumedang memiliki posisi hujan dalam beberapa hari kedepan. Hujan yang besar dan lama dapat menimbulkan longsor sehingga mengganggu penyelesaian pengerjaannya.
Beberapa hari yang lalu, terjadi longsor di jalur Pamulihan Sumedang, sehingga membuat Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono belum memberikan kepastian tentang dapat tidaknya ruas seksi 2 dipergunakan.
Baca Juga: Harta Kekayaan Presiden Rp 71 Miliar, Termasuk sebuah Mobil Pick Up Tahun 1997 Senilai Rp10 juta
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat menyatakan terdapat daerah longsor sepanjang 500 m pada ruas seksi 2.
Curah hujan yang deras dalam beberapa hari ini menambah kekhawiran timbulnya bahaya ulangan. Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Propinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono mengatakan longsor yang terjadi berada di jalur antara Rancakalong dan Sumedang. Ada 550 m longsoran. Kalau dilewati pasti tidak aman.
Pihak Polda Jabar Dinas Perhubungan Jabar dan Otoritas Pengeolola jalan tol Cisumdawu, merencanaken untuk memberikan jalur tambahan bagi pemudik yang menggunakan jalur arteri Cileunyi -Sumedang bila terjadi kepadatan saat arus mudik dan balik lebaran berlangsung.
Baca Juga: Kapolres Garut Ingatkan Adanya Kelompok Intoleran di Masyarakat
Untuk itu melihat kesiapan itu Polda Jabar yang diwakili oleh Wakapolda Jabar Barat Brigjen Polisi Bariza Sulfi melakukan peninjauan ke ruas tol tersebut, Sabtu akhir pekan yang lalu.
Dalam peninjauan itu ditemukan beberapa material yang menggunduk, baik disisi sisi jalan dan bahu jalan serta di beberapa badan jalan. Material longsoran itu tentu dapat menghambat pengguna jalan sehingga menimbulkan kekhawatiran keselamatan. "Perlu dilakukan pembersihan atas material longsor tersebut guna memfungsikan jalur ini, "tegasnya.
Hujan
Hujan deras yang terjadi belakangan ini memang sudah di prediksi oleh BMKG. Sekarang dan satu minggu kedepan wilayah Cileunyi, Rancakalong Sumedang sampai Cimalaka berawan sehingga memiliki potensi hujan. Kalau kemudian terjadi hujan besar yang cukup lama, kemungkinan longsor susulan akan terjadi lagi. Ketidaknyamaan pengendara terkendala karena ruas jalan ini belum diaspal. Masih berupa tanah yang sudah dipadatkan.
Baca Juga: Inilah Tiga Amanat Gubernur Jabar kepada Walikota Bandung yang Baru
Pihak Gedung Sate juga terganggu dengan longsoran ini. Karena Pemda Propinsi Jawa Barat dan Kementrian PUPR punya hajatan besar untuk mengebut penyelesaian pembanguan tol ini agar bisa dipergunakan atau dibuka bulan Juni 2022. Namun pihak Bina Marga Jabar pesimis dengan rencana tersebut. Operasional keseluruhan tol Cisumdawu pada Juni mendatang belum bisa dilaksanakan. Ruas tol Cisumdawu terdiri dari 6 seksi.
Belakangan diketahui, bahwa Kementrian PUPR telah menetapkan schedule operasional September mendatang.
Tol ini dibangun dengan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Seksi 1 Cileunyi Pamulihan telah beroperasional sejak 25 Januari yang lalu.***