Prediksikan Virus Corona di Jabar, Pakar Epidemiologi: Satu Bulan Lagi Ada indikasi Kenaikkan Kasus

3 Juli 2020, 09:27 WIB
Penelitian terbaru Covid-19 ungkap tingkat antibodi pada pasien yang sembuh menurun dengan cepat* /PIXABAY/

PR CIREBON - Provinsi Jawa Barat memang mulai mengalami penurunan kasus yang dibuktikan dengan tergeser dari rangking kasus dan sudah adanya satu zona hijau, yakni Sukabumi.

Namun rupanya, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Padjajaran (Unpad), dr. Bonie Wiem Lestari, MSc mengungkapkan hal berbeda dalam jumpar pers di Gedung Sate, Kota Bandung pada Kamis, 02 Juli 2020.

Saat itu, ia mengungkapkan hasil analisisnya yang memperkirakan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) berpotensi meningkat.

Baca Juga: Sempat Memohon pada 'Teman Dekat' Veronica Tan, Ahok: Dia Tak Kasihan, Malah Merasa di Atas Angin

Menurutnya, perkiraan peningkatan tersebut akan berlangsung selama satu bulan ke depan. Hal ini dilihat dari kasus yang terjadi dalam beberapa hari ini yang menunjukkan ada peningkatan.

Melansir dari Galamedia, ini terlihat juga dalam contoh total kasus positif corona pada Kamis, 02 Juli 2020 yang bertambah sebanyak 58 orang.

“Angka Reproduksi Efektif pada 29 Juni lalu ada di angka 1.01. Namun, kalau melihat rata-rata di dua minggu terakhir 0,82. Ini menandakan dari sisi epidemiologi angkatanya cukup terkontrol, meskipun berpotensi ada peningkatan kasus. Jadi dari pemodelan yang kami kerjakan, dalam satu bulan ke depan ada indikasi kenaikkan kasus,” ungkap Bonie.

Baca Juga: Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Ortodoks: Umat Kami Kecewa

Lebih lanjut, Bonie mengimbau adanya peningkatan kasus positif corona harus dicermati dengan baik.

Pasalnya, ia mendapatkan contoh beberapa hari lalu ada peningkatan kasus yang terkesan mendadak di Depok.

Rupanya setelah ditelusuri, ada proses administratif yang belum terselesaikan, sehingga untuk memastikan angka positif petugas butuh waktu untuk memvalidasinya.

Baca Juga: Habis Pamer Logo Baru, Pabrik Unilever Cikarang Tutup Sementara Usai Temukan Karyawan Positif Corona

“Kemudian, kami pun membutuhkan waktu untuk menelusuri kasus positif. Misalnya, data dari Gugus Tugas Nasional bahwa di Jabar kasus positif bertambah. Nah, mereka tidak menyebutkan daerahnya dimana. Ini yang harus ditelusuri dulu,” katanya.

Untuk itu, ia menyebutkan ada sembilan indikator penilaian dalam melakukan levelling atau level kewaspadaan, meliputi laju Orang Dalam Pemantauan (ODP), laju Pasien Dalam Pengawasan (PDP), laju perkembangan pasien positif, laju kesembuhan (recovery rate), laju kematian (case fatality rate), laju Rt, laju transmisi (contact index), laju pergerakan, dan risiko geografis.

Baca Juga: Indonesia Tuai Pujian Lagi, Uni Eropa: Bantu Pengungsi Rohingya Bukti Aceh Miliki Kemurahan Hati

Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid -19 Jabar Daud Achmad mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional di Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, serta Kabupaten dan Kota Bekasi (Bodebek) yang berakhir pada Kamis, 2 Juli 2020, kini diperpanjang lagi selama 14 hari.

“Keputusan itu diambil berdasarkan data epidemiologi yang menyatakan bahwa wilayah Bodebek masih termasuk ke dalam zona kuning atau level 3. Dengan begitu, PSBB Proporsional Bodebek diperpanjang 14 hari karena dari catatan epidemiologi kita, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kota Depok masih Zona Kuning,” jelas Daud mengakhiri. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler