Ini Cerita Kesaksian Ridwan Kamil tentang Anaknya Eril

6 Juni 2022, 00:51 WIB
Ridwan Kamil unggah sekelumit kisah tentang Eril. /Twitter@ridwankamil/


SABACIREBON - Sejak kepulangan dari Bern Swiss, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih bisa berbagi cerita tentang anak lelaki kesayangannya, Emmeril Khan Mumtadz atau biasa dipanggil Eril.

Kali ini ia mengunggah sekelumit kisah Eril, semasa hidupnya yang tidak pernah terekspose, yakni kiprahnya dalam kegiatan sosial.

Kisah yang dirangkai antara tulisan dengan dokumentasi video tersebut diunggah Ridwan Kamil dalam akun pribadinya di Twitter, @ridwankamil.

Dalam videonya tampak Eril tengah bagi-bagi nasi bungkus dengan naik motor, kemudian membagikan pula uang kepada anak-anak di sebuah kampung.

Atas kesaksian tentang anaknya berbagi ini, menurut Ridwan Kamil,  sesungguhnya apabila Eril  masih hidup,  pasti tidak senang untuk diceritakan.

Baca Juga: Sadio Mane: Hanya Lelucon Rakyat Senegal Minta Dia Keluar dari Liverpool

Cerita diawali dengan pengantar sebagai berikut:

Bismillah dan mohon maaf.

Izinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini.

Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan.

Kapan Kita Pulang?

Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa dari kita semua, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.

Baca Juga: Rafael Radal Menang Mudah di Grand Slam Tennis Prancis Terbuka, Taklukkan Casper Ruud

Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalanan bukan tujuan. Dan seperti cerita setiap perjalanan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.

Agar perjalanan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jalan adalah keimanan. Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas, yaitu tas berisi pahala amal-amal kebaikan kita.

Kami meyakini ada dua cara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan panjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.

Namun ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini.

Ananda Emmeril Khan Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur.

Ia lahir 26 Juni 1999 di New York, dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2.

Baca Juga: Penembakan Brutal Terjadi lagi di Negeri Koboy Amerika, Satu Tewas Sembilan Luka-luka

Tidaklah penting kita lahir dan pulang di mana karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.

Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kemudian yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua.

Dear Eril, ayahmu baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.

Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.

Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih thr dari uangmu sendiri ke satpam-satpam itu Ril? ***

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Twitter@ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler