Bandingkan Diri dengan Korban Nazi Holocaust, Menlu Jerman Heiko Maas Kecam Pengunjuk Rasa Covid-19

- 22 November 2020, 22:13 WIB
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas //Instagram

PR CIREBON - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Minggu, 22 November 2020 mengecam aksi pengunjuk rasa anti-makser yang membandingkan diri mereka dengan korban Nazi, menuduh mereka meremehkan Holocaust dan "mengejek" keberanian yang ditunjukkan oleh pejuang perlawanan.

Kata-kata kasar itu muncul setelah seorang wanita muda naik ke panggung dalam protes terhadap pembatasan Virus Corona di Hanover pada hari Sabtu mengatakan dia merasa "seperti Sophie Scholl", mahasiswa Jerman yang dieksekusi oleh Nazi pada tahun 1943 karena perannya dalam perlawanan.

Video pidato tersebut telah dilihat lebih dari satu juta kali di media sosial, dan tak sedikit yang mengutuk pembicara tersebut.

Baca Juga: Petamburan Gelar Rapid Test Gratis, Pelaksanaan Langsung Dipantau Kapolda Metro Jaya

"Siapapun hari ini yang membandingkan diri mereka dengan Sophie Scholl atau Anne Frank sedang mengejek keberanian yang dibutuhkan untuk melawan Nazi," tulis Maas dan akun Twitternya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

"Ini meremehkan Holocaust dan menunjukkan pelupaan sejarah yang tak tertahankan. Tidak ada yang menghubungkan protes Corona dengan pejuang perlawanan. Tidak ada!", lanjutnya.

Dalam video tersebut, seorang pelayan terlihat menginterupsi wanita di atas panggung untuk menyerahkan rompi oranye dengan visibilitas tinggi, mengatakan kata-katanya sama dengan "meminimalkan Holocaust".

"Saya tidak bekerja sebagai keamanan untuk omong kosong seperti itu," katanya sebelum digiring pergi.

Baca Juga: Resmi Ada Klaster Baru di Jakarta, Kapolda: Klaster Covid-19 Akad Nikah Petamburan dan Tebet

Wanita muda, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Jana yang berusia 22 tahun, kemudian menangis sebelum menjatuhkan mikrofonnya dan meninggalkan panggung.

Dalam insiden lain minggu lalu, seorang gadis berusia 11 tahun berpidato di massa pendemo anti-masker di kota barat Karlsruhe, dan menyamakan dirinya dengan remaja Yahudi Anne Frank karena dia harus merayakan ulang tahunnya secara diam-diam untuk menghindari tetangga mendengar bahwa mereka telah melakukannya. mengundang teman-teman.

Frank, yang buku hariannya ditulis saat bersembunyi di Belanda telah dibaca jutaan orang, akhirnya dikhianati dan binasa di kamp konsentrasi Bergen-Belsen pada tahun 1945.

Perbandingan tersebut menimbulkan kemarahan, sementara itu polisi Karlsruhe menyebut hal itu "tidak pantas dan hambar".

Baca Juga: Jakarta Masih Tunggu Keputusan Sekolah Tatap Muka, Wagub DKI: Lihat Situasi Pandemi Dua Bulan Nanti

Langkah-langkah pemerintah yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus Corona telah memicu protes besar di Jerman, menarik orang-orang dari sayap kiri, teori konspirasi, dan ekstrimis sayap kanan dengan mengklaim bahwa pembatasan tersebut melanggar hak-hak sipil mereka.

Pada protes di Berlin Rabu lalu, polisi mengambil langkah tidak biasa dengan menggunakan meriam air untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa setelah mereka mengabaikan peringatan untuk mengenakan penutup wajah guna mengurangi risiko penularan Covid-19.

Beberapa ratus orang berkumpul di Berlin lagi pada hari Minggu untuk protes anti Covid-19 lainnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x