Polemik Pilpres AS Dibongkar Pejabat Wisconsin, Sebut Pengamat Trump Menghalangi Penghitungan Ulang

- 22 November 2020, 20:45 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. /Dave Davidsoncom/Pixabay

Posnanski menyebutnya "bukti prima facie dari itikad buruk oleh kampanye Trump". Dia menambahkan kemudian: "Saya ingin tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa terus ada halangan."

Baca Juga: Tiongkok Ingin Jelajah Bulan, Misi Pengambilan Batu Bulan Pertama Sejak 1970 Silam

Joe Voiland, seorang pengacara yang berbicara kepada anggota komisi atas nama kampanye Trump, membantah pihaknya bertindak dengan itikad buruk.

"Aku ingin menghentikan semuanya ... dan tidak saling berteriak," kata Voiland.

Setidaknya satu pengamat Trump dikawal keluar dari gedung oleh deputi sheriff pada hari Sabtu setelah mendorong seorang pejabat pemilihan yang telah melepaskan mantelnya dari kursi pengamat. Pengamat Trump lainnya dicopot pada hari Jumat karena tidak mengenakan masker wajah dengan benar sesuai kebutuhan.

Trump membayar US $3 juta Dolar AS (sekitar Rp42,6 miliar), seperti yang disyaratkan oleh undang-undang negara bagian, untuk penghitungan ulang sebagian yang dimulai Jumat dan harus diselesaikan paling lambat 1 Desember.

Baca Juga: Harga Vaksin Moderna Sudah Dibanderol, Dalam Rupiah Sekitar Rp354 ribu-Rp524 ribu

Timnya sedang berupaya untuk mendiskualifikasi surat suara di mana panitera pemilihan mengisi informasi alamat yang hilang pada amplop sertifikasi tempat surat suara dimasukkan, meskipun praktik tersebut telah lama diterima di Wisconsin.

Kampanye tersebut juga menuduh ribuan surat suara yang tidak hadir tidak memiliki dokumen tertulis yang tepat, dan bahwa beberapa pemilih yang tidak hadir secara tidak benar menyatakan diri mereka "dibatasi tanpa batas", sebuah status yang memungkinkan mereka untuk menerima surat suara tanpa identitas berfoto. Gugatan tersebut ditolak.

Setidaknya ada 31 penghitungan ulang dalam pemilihan umum di seluruh negara bagian di AS sejak yang paling terkenal dalam pemilihan presiden Florida pada tahun 2000. Penghitungan ulang tersebut mengubah hasil dari tiga balapan. Ketiganya diputuskan oleh ratusan suara, bukan ribuan.***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x