Indonesia Respon Ketegangan Tiongkok-AS: Harus Ada Kebijakan, Sikap Tidak Memihak, Tidak Cukup

- 21 November 2020, 16:33 WIB
ILUSTRASI bendera Tiongkok-Amerika Serikat.*
ILUSTRASI bendera Tiongkok-Amerika Serikat.* //Pixabay//PIXABAY
PR CIREBON – Ketegangan yang semakin memanas antara dua Negara adidaya yakni Amerika dan Tiongkok tentunya akan mengancam Negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
 
Diplomat Indonesia, Marty Natalegawa mengatakan bahwa sebagai pihak ketiga dalam dinamika hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), Indonesia tidak cukup hanya mengambil sikap tidak memihak, namun mestinya dapat lebih proaktif.
 
Dalam Global Town Hall 2020 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Marty menyebut strategi kebijakan luar negeri Indonesia, dan negara Asia pada umumnya, harus mempunyai tujuan tertentu--bukan hanya berharap agar terjadi hal terbaik.
 
 
"Ruang yang dapat diisi, atau nilai tambah yang dapat dibawa, oleh negara seperti Indonesia adalah bagaimana caranya dapat membantu menciptakan stabilitas di tengah rivalitas Tiongkok-AS," kata Marty, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Sabtu, 20 November 2020.
 
Marty menegaskan negara seperti Indonesia tidak dapat hanya menyampaikan keprihatinan atau keluhan saja. Menurutnya hal itu bukan solusi yang baik. Indonesia perlu rekomendasi kebijakan yang komkret.
 
"Kita harus menawarkan rekomendasi kebijakan yang konkret. Dan bahkan bukan hanya untuk Tiongkok dan AS, namun juga dinamika bilateral di kawasan, seperti Tiongkok-India dan Tiongkok-Jepang," ujar Marty.
 
 
Dalam sesi diskusi yang sama, Kevin Rudd, Perdana Menteri Australia 2007-2010 dan 2013, menambahkan bahwa negara-negara ketiga dalam hubungan Tiongkok-AS akan menghadapi tantangan geopolitik yang lebih kompleks "seiring dengan terus bergeraknya kita menuju dunia yang semakin biner".
 
"Namun untuk dekade mendatang, saya kira menjadi sangat penting bagi negara-negara ketiga untuk memperbaiki kemungkinan ketegangan antara dua kekuatan besar, Tiongkok dan Amerika Serikat," kata Rudd.
 
Ketegangan hubungan Tiongkok dan AS semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan sejumlah isu yang menjadi konflik antara keduanya, mulai dari perang dagang, penanganan pandemi Covid-19, politik Hong Kong dan Taiwan, etnis Muslim Tiongkok di Xinjiang, hingga sengketa di Laut China Selatan.
 
Beberapa waktu yang lalu, Tiongkok dan AS sempat menggertak satu sama lain dengan saling unjuk kekuatan militer di perairan Laut China Selatan--yang berpotensi berimbas pada keamanan regional.***
 
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x