Gadis Muslim Dibakar Hidup-Hidup di India, Badan Hak Perempuan Menuntut Keadilan Kematiannya

- 20 November 2020, 21:40 WIB
Ilustrasi bendera India.
Ilustrasi bendera India. /Pexels/Still Pixels

PR CIREBON - Banyak pemimpin politik dan organisasi wanita di India bergabung untuk menuntut keadilan bagi seorang gadis Muslim yang diduga dibakar hidup-hidup oleh seorang pria Hindu di provinsi timur Bihar.

Gulnaz Khatoon, 20, dibakar setelah terdakwa menuangkan minyak tanah ke tubuhnya di desa Rasoolpur di distrik Vaishali di Bihar pada 30 Oktober.

Keluarga gadis itu menuduh polisi belum bisa menangkap terdakwa yang diidentifikasi sebagai Satish Kumar Rai, Chandan, dan Vinod Rai.

Khatoon menderita luka bakar 75 persen dan kemudian meninggal di Rumah Sakit Patna Medical College, rumah sakit terbesar di provinsi itu, pada hari Minggu.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi Saat Ini Semakin Berbahaya, Doni Monardo Ikut Tinjau Merapi dari Udara

Satish Kumar Rai telah menekan Gulnaz untuk menikah dengannya. Marah atas penolakannya, Satish dan teman-temannya membunuh gadis itu. Anggota keluarga mengatakan gadis itu menolak untuk melakukan ikatan pernikahan antar agama dengan Rai.

Laporan media mengatakan Gulnaz dibakar ketika dia keluar untuk membuang sampah rumah tangga pada malam 30 Oktober 2020 lalu.

Menurut keterangan video korban sebelum kematiannya, dia ditangkap oleh ketiga terdakwa, seluruh warga Desa Rasoolpur dan mereka mulai menganiayanya.

Ketika dia melawan dan mengancam akan memberi tahu ibunya tentang kesalahan mereka, terdakwa yang marah menuangkan minyak tanah padanya.

Baca Juga: Menyuarakan Teori Konspirasi Covid-19, Film Dokumenter 'Hold-Up' Sengaja Dibuat Prancis

Pernyataan itu menyebutkan nama Satish Rai, yang menuangkan minyak tanah dan membakarnya. Segera penduduk desa berkumpul setelah mendengar teriakannya.

Inspektur Polisi Distrik (SP) Vaishali Gaurav Mangla mengatakan bahwa para tersangka sedang dalam pelarian dan tiga tim polisi telah dibentuk untuk menangkap mereka.

"Penyelidikan dalam kasus ini sedang berlangsung dan para tersangka akan segera ditangkap," kata Mangla, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Anadolu Agency.

Sementara itu, Kepala kantor polisi setempat telah diskors karena kelalaian dalam kasus tersebut.

Baca Juga: Kronologi Ayla Tabrak CBR 1000 RR, Penabrak Sampai Ganti Rugi Pakai Mobil dan Rumah

Berbicara kepada Anadolu Agency, adik perempuan Khatoon Gulshan Parveen mengatakan para pembunuh melarikan diri dari tempat kejadian segera setelah penduduk desa berkumpul setelah mendengar teriakan.

"Terdakwa telah menguntit dan melakukan pelecehan seksual terhadap saudara perempuan saya selama tiga-empat bulan terakhir dan menekannya untuk menikah dengan Satish Rai. Mereka membunuhnya karena dia menolak," katanya.

Keluarga korban telah mengadu kepada orang tua terdakwa tentang pelecehan tersebut. Tetapi mereka diduga tidak melakukan apa pun.

“Satish Rai mulai mengganggunya dan menekannya untuk menikah dengannya. Namun, dia mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa menikah dengannya. Marah atas penolakannya, dia mengancam akan membunuhnya,” kata Istkar, saudara laki-laki korban.

Baca Juga: Airlangga Sebut Pemerintah Bentuk Tim Independen Jadi Wadah Aspirasi Publik Terhadap UU Ciptaker

Beberapa video Khatoon telah menjadi viral, di mana dia menunjuk tersangka dan menceritakan kejadian tersebut secara rinci.

Setelah kematian Khatoon pada hari Minggu, keluarganya menggelar demonstrasi di alun-alun kota untuk meminta hukuman bagi para pelakunya.

"Kami ingin Keadilan. Sudah 17 hari tetapi hampir tidak ada kemajuan. Kami mengeluh tapi tidak dipertimbangkan. Kami tidak berdaya, kami tidak punya siapa-siapa untuk membantu kami," kata Shaimuna Khatoon, ibu korban, kepada Anadolu Agency.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah