Ethiopia Barat Kembali Diserang, 34 Orang Tewas Mengerikan, Jumlah Korban Kemungkinan Bertambah

- 16 November 2020, 18:35 WIB
Ilustrasi Ethiopia Memanas, 34 Orang Tewas dalam Serangan Bus Kelompok Bersenjata
Ilustrasi Ethiopia Memanas, 34 Orang Tewas dalam Serangan Bus Kelompok Bersenjata /Pixabay

PR CIREBON  - Serangan mendadak dan mengerikan kembali terjadi di Ethiopia Barat tepatnya di kawasan Benishangul-Gumuz.

Penyerangan dilakukan oleh kelompok bersenjata yang telah menewaskan sedikitnya 34 orang.

Menurut badan HAM nasional, Kelompok bersenjata ini menyerang sebuah bus pada Sabtu, 14 November 2020 malam, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Baca Juga: Liga 1 Ditunda, Stiker Persib Geoffrey Castillion Mengisi Waktu Bersama Keluarga di Belanda

Serangan terjadi saat kekhawatiran ketidakamanan muncul di tengah kampanye militer di wilayah utara.

Komisi HAM Ethiopia mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan bertambah, setelah apa yang disebut serangan "mengerikan" terhadap bus penumpang di kawasan Benishangul-Gumuz.

Menurutnya, terdapat laporan serangan "serupa", dan masyarakat menyelamatkan diri dari kekerasan tersebut, di tempat lain di kawasan itu.

Baca Juga: Kim Jong Un Kembali Perketat Sistem Darurat Anti Corona, Guna Hadapi Pandemi di Seluruh Dunia

"Serangan terbaru itu merupakan penambahan suram dari korban jiwa yang kami tanggung secara kolektif," kata kepala Komisi HAM, Daniel Bekele.

Daniel mendesak otoritas regional dan federal agar mengoordinasikan sebuah strategi untuk Benishangul-Gumuz terkait serangan "tiada akhir" di wilayah tersebut.

Sejumlah pria bersenjata menewaskan 45 orang di kawasan yang sama pada September, menurut pemerintah Ethiopia.

Baca Juga: Kapolri Sebut Habib Rizieq Layak Dapat Sanksi, Pasca Acara Kerumunan yang Meresahkan Masyarakat

Kekerasan itu terjadi di tengah perang 12 hari antara pemerintah Ethiopia dan kawasan Tigray di sebelah utara negara tersebut.

Para pakar berpendapat bahwa konflik berpotensi memicu kelompok etnik lain untuk mengeksploitasi kekacauan guna mendorong otonomi yang lebih besar.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x