PR CIREBON - Sebagai seorang Muslim kelahiran Prancis, Elyazid Benferhat muak ketika mendengar tentang serangan ekstremis Islam yang mematikan di sebuah gereja di Nice.
Menanggapi hal itu, Benferhat bersama sekelompok pria muda Muslim lainnya berinisiatif dengan berjaga di luar katedral kota mereka saat peringatan 'All Saints Holidays', untuk secara simbolis melindungi dan menunjukkan solidaritas dengan pengunjung gereja Katolik.
"Kami telah melihat Islamofobia di negara ini, dan terorisme. Dalam beberapa tahun terakhir, saya merasa kesal karena setiap kali kekerasan ekstremis Islam melanda Prancis, Muslim Prancis menghadapi stigmatisasi baru, meskipun kami tidak ada hubungannya dengan (kekerasan) itu," kata Benferhat kepada Associated Press.
Baca Juga: Jelang Pilwalkot Medan, Ketua DPP PKS: Insya Allah Menantu Jokowi Bisa Dikalahkan
Umat di gereja yang berada kota selatan Lodeve sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan Benderhat dan kawan Muslimnya. Pastor paroki mengatakan sikap mereka adalah sebuah harapan di saat kekacauan sedang terjadi.
“Sangat bagus, orang-orang muda ini yang menentang kekerasan,” kata Pendeta Luis Iniguez, kepada Associated Press, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ABC News.
Dia menyebutkan, pemenggalan kepala seorang guru di dekat Paris bulan lalu terkait karikatur Nabi Muhammad adalah sebuah tindakan kekejaman yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Kepulangan Habib Rizieq Shihab Diharapkan Bawa Kesejukan dan Stabilitas Politik di Tanah Air
Kemudian ketika tiga orang terbunuh Kamis lalu di Notre Dame Basilica di Nice, Benferhat mengatakan dia sangat muak sehingga dia ingin melakukan sesuatu agar semua orang bisa sadar.