Tiap 16 Detik Nyawa Hilang Akibat Covid-19 , Catat Lebih dari Satu Juta Warga Global Meninggal Dunia

- 29 September 2020, 13:18 WIB
Ilustrasi virus corona: Kasus kematian akibat Covid-19 telah melampaui angka 1 juta.
Ilustrasi virus corona: Kasus kematian akibat Covid-19 telah melampaui angka 1 juta. /kemkes.go.id

PR CIREBON - Berdasarkan penghitungan Reuters, sudah lebih dari 1 juta orang telah meninggal dunia akibat Covid-19 yang tersebar di seluruh dunia pada Selasa, 28 September 2020. Hal tersebut dikarenakan laju kematian kembali melonjak di beberapa negara.

Kematian akibat penyakit terkait virus Corona telah berlipat ganda dari setengah juta hanya dalam waktu tiga bulan. Adapun negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 terbanyak berada di Amerika Serikat, Brazil, dan India.

Menurut perhitungan Reuters, berdasarkan rata-rata kematian sejauh ini pada bulan September, lebih dari 5.400 orang telah meninggal di seluruh dunia setiap 24 jam.

Baca Juga: PDIP Masih Nilai Anies Baswedan Lambat, Meski Sediakan 3 Tempat Isolasi hingga Turunkan Kasus Aktif

Hal Itu setara dengan sekitar 226 orang per jam, atau satu orang setiap 16 detik nyawa hilang akibat pandemi ini.  Dalam waktu yang dibutuhkan untuk menonton pertandingan sepak bola 90 menit, maka rata-rata terdapat sebanyak 340 orang meninggal.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, Amerika Serikat, Brasil, dan India menyumbang hampir 45% dari seluruh jumlah kematian akibat Covid-19 secara global.  

Sementara itu, negara India menjadi pusat pandemi terbaru secara global,  India menjadi negara dengan pertumbuhan infeksi harian tertinggi di dunia dalam beberapa pekan terakhir. Rata-rata sekitar 87.500 kasus baru ditemukan di India setiap hari sejak awal September.

Baca Juga: Jabar Catat 637.102 Pelanggaran Protokol Kesehatan, Ridwan Kamil: 90 Persen Dilakukan Perorangan

Sehingga India diperkirakan akan mengambil alih Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus Covid-19 yang paling banyak terkonfirmasi pada akhir tahun ini.

Terlepas dari lonjakan kasusnya, jumlah kematian di India sekitar 95.500 dan laju pertumbuhan kematian tetap di bawah Amerika Serikat, Inggris, dan Brasil.

Pakar kesehatan menekankan bahwa data resmi untuk kematian dan kasus secara global sejak kasus pertama yang dilaporkan di Tiongkok pada awal Januari hampir pasti tidak dilaporkan, terutama di negara-negara dengan kapasitas pengujian terbatas.

Baca Juga: Dan SSK Satgas TMMD Reguler Brebes Ajak Partisipasi ke Kalinusu

Sementara itu, jumlah infeksi di Amerika Serikat kembali meningkat dan membuat rekor baru di Eropa, yang menyebabkan hampir 25% kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan tentang penyebaran yang mengkhawatirkan di Eropa barat hanya beberapa minggu lagi dari musim influenza musim dingin.

WHO juga memperingatkan pandemi masih membutuhkan intervensi pengendalian besar di tengah meningkatnya jumlah kasus di Amerika Latin, di mana banyak negara telah mulai melanjutkan kehidupan sosial dan publik yang normal.

Sebagian besar di negara Asia mengalami ketenangan relatif, setelah keluar dari gelombang kedua pandemi. Di Australia, para pejabat telah mencabut beberapa pembatasan perjalanan internal yang diberlakukan kembali.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x