Hubungan Taiwan dan AS Makin Mesra, Taipei: Kami Tidak Mencari Hubungan Diplomatik Formal

- 24 September 2020, 13:12 WIB
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu./RTI
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu./RTI /

PR CIREBON – Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mengatakan dalam sebuah wawancara setelah kunjungan dua pejabat senior Amerika Serikat (AS) yang belum pernah terjadi sebelumnya bahwa Taiwan tidak mengejar hubungan diplomatik formal dengan AS untuk saat ini, tetapi ada banyak waktu untuk lebih memperkuat hubungan.

Pada bulan Agustus, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar melakukan perjalanan ke Taiwan, dan minggu lalu Wakil Menteri Luar Negeri Keith Krach mengunjungi pulau itu.

Mereka adalah pejabat AS berpangkat tertinggi yang melakukan perjalanan ke Taiwan sejak Washington memutuskan hubungan diplomatik formal dengan Taipei pada 1979 untuk menjalin hubungan dengan Beijing.

Baca Juga: Sistem Pendidikan Indonesia Tak Mampu Cetak SDM Siap Kerja, Nadiem Makarim Kena Sentil Wamen BUMN

Kunjungan tersebut dilakukan dengan latar belakang ketidakpercayaan yang semakin dalam dan hubungan yang memburuk secara tajam antara AS dan Tiongkok.

"Kami tidak mencari hubungan diplomatik formal dengan AS saat ini," kata Wu, dilansir dari NPR oleh Pikiranrakyat-Cirebon.com.

"Tapi, tentu saja, ada banyak ruang bagi kami untuk mengeksplorasi bagaimana memperkuat hubungan antara Taiwan dan AS, dan kami telah menganjurkan agar Taiwan dan AS harus lebih memperkuat hubungan ekonomi, hubungan perdagangan, hubungan politik, bahkan hubungan keamanan."

Baca Juga: Larang Konser Musik hingga Gerak Jalan, KPU Revisi Aturan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020

Menurutnya, sudah ada kemajuan luar biasa di bidang itu, dan dia menyebut kunjungan Krach sebagai sesuatu yang monumental.

Hubungan yang semakin mesra antara Washington dan Taipei tersebut telah membuat marah Beijing.

Saat Krach berada di Taiwan, Tiongkok memerintahkan lusinan pesawat militer untuk melakukan serangan melintasi garis median yang membelah Selat Taiwan, dalam upaya untuk mengguncang Taipei.

Baca Juga: Subsidi Gaji Tahap IV Cair, Pencairan Dana untuk 2,65 Juta Orang Segera Diproses KPPN

Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok dan telah berjanji untuk menyatukan pulau itu secara politik dengan Tiongkok daratan, jika perlu dengan kekerasan.

Pemerintah Tiongkok secara efektif melarang negara-negara mengakui  Taiwan secara diplomatis, dan telah menjauhkan Taiwan dari sebagian besar organisasi multinasional besar, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Wu mengatakan peningkatan penerbangan yang mengancam, dan serangan angkatan laut Tiongkok ke perairan yang dikendalikan Taiwan, menjadi perhatian.

Baca Juga: Operasi Yustisi Resmi Digelar di Indonesia, Uang Denda Terkumpul Sentuh Angka Lebih dari Rp1 Miliar

"Menyeberang ke garis tengah Selat Taiwan sangat mengkhawatirkan," katanya.

Wu berpendapat bahwa mengambil langkah untuk memperdalam hubungan dengan AS, termasuk dengan menyambut pejabat senior AS, adalah pilihan yang tepat.

"Kami melihat Tiongkok telah menjadi lebih mengancam dan mereka tampaknya lebih mampu dari sebelumnya," kata Wu.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Penundaan Pilkada, Gibran: Keputusan Ada di KPU, Bukan di saya, Bukan di Bapak Saya

Ketika ditanya apakah dia merasa bahwa Taiwan adalah pion dalam perkelahian pemerintahan Trump yang lebih besar dengan Beijing, Wu menunjuk pada penjualan senjata AS dan dukungan bipartisan untuk Taiwan.

"Kami tidak merasa dimanfaatkan," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: National Public Radio America (NPR)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x