Cegah Kematian akibat Covid-19, Meksiko Larang Warga Dibawah Umur Beli Makanan Cepat Saji

- 15 September 2020, 19:03 WIB
Ilustrasi junk food. (fikindonesia.pikiran-rakyat.com)
Ilustrasi junk food. (fikindonesia.pikiran-rakyat.com) /

PR CIREBON – Warga Meksiko yang masih dibawah umur akan dilarang membeli dan mengkonsumsi junk food, atau makanan cepat saji.

Aturan itu diharapkan segera menjadi kenyataan di beberapa bagian Meksiko, ketika anggota parlemen di beberapa negara bagian mendorong undang-undang untuk menjauhkan junk food dari anak-anak, sebagiannya sebagai tanggapan terhadap pandemi virus Corona.

Badan legislatif negara bagian Oaxaca, meloloskan larangan menjual atau memberikan makanan kemasan berkalori tinggi dan minuman manis untuk anak di bawah umur pada 5 Agustus.

Baca Juga: Film 'Mulan' Tayang di Bioskop Tiongkok dan Tuai Kegagalan, Analis Media: Debut yang Mengecewakan

Kurang dari dua minggu kemudian, negara bagian Tabasco juga menyetujui larangan tersebut. Sekarang setidaknya 12 negara bagian lain di Meksiko sedang mempertimbangkan undang-undang serupa.

"Saya tahu ini mungkin terdengar agak drastis, tetapi kami harus mengambil tindakan sekarang," kata Magaly Lopez, seorang anggota parlemen di Kongres Oaxaca yang mempelopori larangan tersebut, seperti dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari NPR.

Lebih dari 70.000 orang Meksiko telah meninggal karena Covid-19 yang merupakan angka kematian tertinggi keempat di dunia, menurut pelacakan oleh Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga: Penusukan Syekh Ali Jaber Tuai Banyak Kecaman, Moeldoko: Pemerintah Meminta Polisi Mengusut Tuntas

Menurut Departemen Kesehatan Meksiko, dua pertiga dari mereka yang meninggal di Meksiko memiliki kondisi medis yang bermasalah seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan masalah kardiovaskular. Hal itu memunculkan urgensi baru untuk mengubah pola makan agar generasi muda tidak menderita penyakit tersebut.

"Kerusakan pola makan semacam ini bahkan lebih terlihat karena pandemi," lanjut Lopez.

Akan tetapi, para pengkritik partai mengatakan para pemimpinnya menggunakan kondisi kesehatan yang sudah ada pada pasien Covid-19 sebagai alasan untuk mengalihkan perhatian dari respons pemerintah yang lemah terhadap wabah virus.

Baca Juga: Modus Penusukan Syekh Ali Jaber Disebut Permainan Komunis, FPI: Ini Sudah dalam Kondisi Perang

Meskipun begitu, menurut UNICEF sepertiga orang Meksiko berusia 6 hingga 19 tahun kelebihan berat badan atau obesitas.

Mereka mungkin tidak terpengaruh oleh Covid-19 sekarang, tetapi mereka dapat menderita banyak masalah kesehatan terutama di masa dewasa.

Pejabat senior federal telah meminta warga untuk mengurangi junk food. Asisten Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell menyebut soda sebagai ‘racun dalam botol’.

Baca Juga: Belum Ada Pengumuman Resmi Soal Umrah, KJRI Jeddah: Kami Terus Mengupdate Keputusan Saudi

Lebih lanjut, López mengatakan bahwa para legislator dari seluruh negeri telah meneleponnya untuk meminta nasihat.

Selain Tabasco, negara bagian Chihuahua sedang memperdebatkan larangan junk food, dan walikota Mexico City mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan hal serupa.

Seorang senator federal dari Oaxaca mengatakan dia ingin menjadikannya hukum nasional meskipun, menurutnya, hal itu tidak akan mudah.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: National Public Radio America (NPR)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x