Pertemuan Jokowi dan Presiden Yoon Suk Yeol di Istana Kepresidenan Jadi Beri Utama Media Asing Korea

- 9 September 2023, 10:00 WIB
Delegasi Korea Selatan yang dipimpin Presiden Yoon Suk Yeol bertemu Presiden Joko Widodo di Istana  Kepresidenan di Jakarta, Jumat 8 Septemer 2023.
Delegasi Korea Selatan yang dipimpin Presiden Yoon Suk Yeol bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat 8 Septemer 2023. /Korea Helrad/

Misalnya saja, nota kerja sama di bidang pangan halal bertujuan untuk membangun landasan yang kuat bagi perluasan ekspor pangan Korea Selatan ke Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Selain itu, kedua pemimpin sepakat mengenai kerja sama yang erat untuk memfasilitasi partisipasi sejumlah perusahaan Korea Selatan dalam proyek pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur pada tahun 2045 oleh Presiden Joko Widodo, dengan anggaran besar sekitar 32 miliar dolar AS setara Rp 490,2 triliun.

Proyek ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kerja sama bilateral dalam pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan fasilitas pengolahan air netral karbon, sistem pasokan air, infrastruktur pembuangan limbah, dan terowongan.

Yoon dan Widodo juga sepakat tentang pentingnya “meningkatkan kerja sama industri pertahanan dan persenjataan untuk memperdalam ‘kemitraan strategis khusus’ mereka.”

Indonesia tidak hanya menjadi negara tujuan ekspor pertama pesawat tempur Korea Selatan seperti KT-1 dan T-50, namun juga menjadi penerima eksklusif ekspor kapal selam Korea Selatan.

Selain itu, negara ini juga mempunyai keunggulan sebagai mitra ekspor pertahanan utama di kawasan ASEAN.

Kedua pemimpin memberikan penekanan khusus pada perlunya kolaborasi erat agar berhasil menyelesaikan proyek pengembangan bersama jet tempur KF-21.

Proyek KF-21 memerlukan penelitian kolaboratif dan pengembangan jet tempur generasi 4,5 oleh Korea Selatan dan Indonesia. Terdapat kontroversi di masa lalu mengenai kontribusi yang belum dibayar dari pihak Indonesia terkait dengan proyek ini.

Pengembangan jet tempur generasi 4,5 ini menelan biaya sebesar 8,8 triliun won, dengan kontribusi Indonesia sebesar 20 persen dari total biaya.

Kunjungan Yoon ke Indonesia terutama bertujuan untuk berpartisipasi dalam KTT tahunan ASEAN. Selama KTT dan berbagai pertemuan di sela-sela pertemuan, ia secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap potensi perdagangan senjata antara Korea Utara dan Rusia.

Halaman:

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x