"Saya bisa menjadi orang pertama yang dapat mereka coba," tegasnya.
Sementara itu, Kantor Kepresidenan Filipina pada Selasa, 11 Agustus 2020 menyatakan, Filipina siap untuk bekerja dengan Rusia dalam uji coba vaksin, pasokan, dan produksi.
Pada Juli lalu, Duterte mengajukan permohonan kepada mitranya dari Tiongkok untuk menjadikan Filipina sebagai prioritas jika mengembangkan vaksin, di tengah kekhawatiran negara berkembang tentang ketersediaannya.
Duterte bulan ini memberlakukan lagi penguncian yang ketat di dan sekitar Manila selama dua minggu, menyusul permohonan dari tim medis garis depan di tengah lonjakan infeksi selama periode pelonggaran pembatasan.***