Ledakan Beirut Tuai Kemarahan, Lebanon Nampak Mencekam hingga Sisa-sisa Gedung Dibakar

- 9 Agustus 2020, 09:29 WIB
Ledakan meratakan sebagian besar pelabuhan kota, merusak bangunan di seluruh ibukota Beirut ini.(AP)
Ledakan meratakan sebagian besar pelabuhan kota, merusak bangunan di seluruh ibukota Beirut ini.(AP) /

PR CIREBON - Ledakan dahsyat yang telah meluluhlantakkan kota Beirut, Lebanon, pada Selasa, 4 Agustus 2020 telah menuai kemarahan warga.

Ledakan dahsyat serupa pemboman atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada masa perang tersebut, diduga disebabkan oleh bahan peledak amonium nitrat sekira 2.750 ton yang disimpan sejak 2014 di sebuah gudang di dekat pelabuhan.

Karena tak ada penanganan secara khusus, ledakan akhinya terjadi dan telah menewaskan setidaknya lebih dari 154 orang dengan lebih dari 5.000 orang terluka.

 

Baca Juga: Dukung Kesuksesan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Prabowo: Kita Bagian Koalisi yang Solid

Akibat ledakan, warga Lebanon marah dengan sikap pemerintah hingga memutuskan untuk menyerbu gedung-gedung pemerintah di Beirut, meminta pertanggungjawaban dari pemerintah akibat ledakan nahas itu.

 

Para pemrotes turun ke jalan dan terlibat kerusuhan serta membakar gedung-gedung sisa ledakan yang terjadi. Sementara para polisi menembakkan gas air mata, peluru karet dan amunisi yang ditembakkan ke udara.

"Mereka telah mengambil semuanya dari saya, uang saya, masa muda saya dan sekarang mereka membunuh orang-orang saya," kata pengunjuk rasa berusia 26 tahun Sandra Khoury, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Tinggalkan Kesan di Hati Penonton, Berikut 4 Dialog Penuh Arti dalam Drakor It's Okay to Not Be Okay

Sebagai tanda solidaritas dengan para pengunjuk rasa, pemadam kebakaran Beirut yang kehilangan sedikitnya 10 anggota menolak meninggalkan pangkalan mereka untuk menyiram pengunjuk rasa dengan air.

Menanggapi sikap para pemadam kebakaran ini, Gubernur Beirut Marwan Aboud menilai seharusnya mereka terus bertugas untuk memadamkan api kebakaran.

Karena bentrokan tersebut, satu orang petugas dikabarka tewas terjatuh di sebuah hotel pusat kota Beirut, diserang oleh pengunjuk rasa yang marah.

Baca Juga: Tok! Jokowi Resmi Menerbitkan PP Pengalihan Pegawai KPK Menjadi ASN

Palang Merah Lebanon mengatakan mereka setidaknya telah membawa 63 orang ke rumah sakit dan merawat sekitar 175 orang di tempat kejadian.

 

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah Lebanon mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara, yang diberi intruksi mengambil tindakan seperti memukul warga sipil, bahkan terdapat laporan bahwa tentara juga melempar batu pada warga.

Menanggapi dikerahkannya tentara Lebanon, seorang pengunjuk rasa menilai tindakan para tentara tidaklah patriot.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Covid-19 Bisa Memicu Kerontokan Rambut pada Pasien? Simak Penjelasan Ahli

"Lepaskan setelannya dan berdiri bersama kami, lalu Anda bisa memakainya lagi dengan hormat," kata seorang pengunjuk rasa.

"Beri tahu kami apa yang Anda dapatkan dari bersama mereka?" seorang demonstran berteriak dengan suara serak.

Seorang pengunjuk rasa yang lain mengatakan, dirinya tidak memahami mengapa para tentara itu melakukannya kepada mereka di saat seperti ini.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x