Disebut Malapetaka Dahsyat, 2.750 Ton Amonium Nitrat Diduga Jadi Penyebab Ledakan Maut di Beirut

- 5 Agustus 2020, 10:31 WIB
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibu kota Lebanon, Beirut, 4 Agustus 2020.
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibu kota Lebanon, Beirut, 4 Agustus 2020. /STR/AFP

“Apa yang kami saksikan di sini adalah sebuah malapetaka dahsyat. Korban bergelimpangan, kerusakan terjadi di mana-mana,” ujar kepala Palang Merah Lebanon, George Kettani, dalam wawancara dengan Mayadeen, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan dalam pidatonya bahwa harus ada pertanggungjawaban terhadap ledakan maut di 'gudang yang berbahaya' ini.

Baca Juga: Sisi Lain Prabowo Subianto, dari Bawa Edhy Prabowo Jadi Ajudan hingga Setara Duduki Kursi Menteri

“Mereka yang bertanggung jawab akan membayar dengan harga setimpal,” kata Diab, yang menambahkan bahwa rincian terkait hal ini akan disampaikan kepada publik.

Beberapa jam usai ledakan, yang terjadi sekitar pukul 6 petang waktu setempat, api masih menyala di wilayah pelabuhan sehingga terlihat cahaya kemerahan menjelang malam.

Sebagian korban luka dibawa ke luar Beirut untuk perawatan, karena rumah sakit di kota itu telah penuh oleh sebagian korban lain. Ambulans dari kota-kota sekitar juga dikerahkan untuk membantu evakuasi.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah