Korea Utara Akhirnya Catat Kasus Pertama Covid-19, Seorang Pembelot Diduga Terinfeksi dari Korsel

- 26 Juli 2020, 13:15 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. /STR/AFP

PR CIREBON - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggelar pertemuan politbiro darurat setelah seseorang yang diduga mengidap Covid-19 kembali dari Korea Selatan setelah melintasi perbatasan bulan ini secara ilegal.

Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi kasus pertama yang secara resmi diakui oleh otoritas Korea Utara yang sejauh ini menyatakan tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi sebagai virus corona.

KCNA melaporkan, Kim Jong Un menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penutupan di kota perbatasan Kaesong, menyebutnya sebagai 'situasi kritis di mana virus ganas dapat dikatakan telah memasuki negara itu'.

Baca Juga: Fakta Menarik Mashiho TREASURE, Vokalis Unik yang Miliki Sisi Manis Sekaligus Manly yang Memikat

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, menurut KCNA, seseorang yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu kembali melintasi perbatasan berbenteng yang membagi kedua Korea dan diduga memiliki gejala Covid-19.

"Sebuah peristiwa darurat terjadi di Kota Kaesong di mana seorang pelarian yang pergi ke selatan tiga tahun lalu, seseorang yang diduga telah terinfeksi virus ganas kembali pada 19 Juli setelah secara ilegal melewati garis demarkasi," tulis KCNA.

KCNA tidak secara khusus menyebutkan apakah orang tersebut telah dites, tetapi mengatakan hasil dari beberapa pemeriksaan kesehatan dari sekresi organ pernapasan atas dan darah orang itu yang tidak pasti mendorong para pejabat untuk mengkarantina orang tersebut dan menyelidiki siapapun yang mungkin telah melakukan kontak dengan dia.

Baca Juga: Dituduh Buat Dinasti Politik di Pilkada Solo, Gibran: Ini Kontestasi, Warga Tak Wajib Coblos Saya

Seorang analis menganggap pengumuman itu penting, tidak hanya karena Korea Utara pertama kalinya melaporkan dugaan kasus virus corona, tetapi juga karena menyarankan agar meminta bantuan.

"Ini adalah saat yang luar biasa bagi Korea Utara untuk mengakui suatu kasus," kata Choo Jae-woo, seorang profesor di Universitas Kyung Hee.

Choo kemudian mengungkapkan karena masalah itu, Korea Utara mungkin saja bisa menjangkau dunia untuk bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Sebut PKS Salah Sasaran Kritik, Ruhut: Sebaiknya Pikirkan Rumah Tangga yang Disaingi Partai Gelora

Korea Utara kini berada di bawah tekanan ekonomi yang sangat besar karena sanksi internasional atas program nuklirnya.

Cho Han-bum, rekan senior di Institut Unifikasi Nasional Korea di Seoul, mengatakan penting bahwa Korea Utara melaporkan dugaan kasus virus corona pertama kali diimpor.

"Korea Utara berada dalam situasi yang mengerikan, di mana mereka bahkan tidak dapat menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Umum Pyongyang tepat waktu. Menuding kesalahan pada 'kasus impor' dari Korea Selatan, Korea Utara dapat menggunakan ini sebagai cara untuk menerima bantuan secara terbuka dari Selatan," kata Cho.

Baca Juga: Sebut Gibran Salah Melangkah di Pilkada Solo, Rocky Gerung: Seharusnya Magang Dulu, Biar Belajar

Korea Utara telah menerima ribuan alat uji virus corona dari Rusia dan negara lain, dan memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat sejak virus corona merebak.

Ribuan orang di Korea Utara telah dikarantina, tetapi pembatasan baru-baru ini mereda.

Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara juga meningkatkan kampanye yang mengkritik pembelot ke Korea Selatan sebagai "sampah manusia" dan menyerukan Korea Selatan untuk menindak kelompok yang mengirim pesan propaganda dan bantuan makanan ke Korea Utara.

Kim memerintahkan penyelidikan terhadap unit-unit militer di sepanjang perbatasan tempat orang itu dicurigai menyeberang untuk "melaksanakan hukuman berat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan." ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x