PR CIREBON - Sejumlah warga Israel terlihat melakukan pembakaran bendera Turki sebagai bentuk protes atas pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid.
Meskipun, saat itu Pemerintah Israel di Safed pernah mengubah Masjid Al Ahmar menjadi bar dan ruang acara pernikahan.
Bahkan, lansiran dari Al-Araby melaporkan bahwa salah satu masjid paling bersejarah di kota Arab pada 1948 itu yang pertama kali diubah menjadi sekolah Yahudi, pusat kampanye pemilu Partai Likud, gudang pakaian hingga akhirnya diubah menjadi klub malam.
Baca Juga: Tak Ada Upaya Pencegahan Optimal, PMI Prediksi Covid-19 Indonesia Tembus 120.000 di Bulan Agustus
Lebih dari itu, masjid itu sengaja diubah oleh perusahaan yang terkait Pemerintah Israel dengan nama yang juga menyesuaikan, dari Masjid Al Ahmar menjadi Khan Al Ahmar.
Atas perubahan fungsi masjid, Sekretaris Safed and Tiberias Islamic Endowment, Khair Tabari mengungkapkan penungguannya terhadap gugatan yang diajukan ke pengadilan Nazareth terkait pengembalian fungsi masjid tersebut untuk diserahkan pada lembaganya.
"Saya telah menyerahkan dokumen untuk membuktikan kepemilikan umat Islam atas masjid itu," ungkap Tabari dalam pernyataan pada surat kabar setempat.
Baca Juga: Red Notice Djoko Tjandra Terhapus di Sistem, Kejagung Telusuri Penyebabnya: Belum Ada Titik Temunya
Tabari pun sempat meminta berbagai lembaga politik untuk meningkatkan kerja sama untuk menyelamatkan masjid itu dari penyalahgunaan karena selama ini masjid itu hanya tak boleh dibuka untuk salat.
"Masjid itu sekarang dibuka untuk semuanya kecuali salat oleh Muslim," jelas Tabari.