Virus Corona Mengamuk dan Sentuh Angka 13,2 Juta, WHO: Virus Tetap Menjadi Musuh Publik Nomor Satu

- 14 Juli 2020, 06:14 WIB
DIREKTUR Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus .
DIREKTUR Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus . /AFP Photo/Fabrice COFFRINI

PR CIREBON - Pandemi virus corona baru penyebab Covid-19 yang kian mengamuk berpotensi menjadi jauh lebih buruk jika semua negara tidak mematuhi tindakan pencegahan kesehatan dasar.

"Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah, virus tetap menjadi musuh publik nomor satu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Tedros kemudian mengatakan, jika dasar-dasar (pencegahan) tidak diikuti, satu-satunya cara pandemi ini akan berlangsung (terus), itu akan menjadi lebih buruk dan semakin buruk.

Baca Juga: Kekebalan Kawanan Diprediksi Bisa Mengalahkan Virus, Peneliti Klaim Covid-19 akan Menjadi Flu Biasa

Tedros yang kepemimpinannya mendapat kritik keras dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan, dari 230.000 kasus baru pada Minggu,12 Juli 2020, 80 persen berasal dari 10 negara dan 50 persen dari hanya dua negara.

Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan menyatakan, beberapa tempat di Amerika mungkin perlu "penguncian terbatas atau fokus geografis yang menekan transmisi di area tertentu, di mana transmisi virus corona di luar kendali".

Dia pun mendesak negara-negara untuk tidak menjadikan sekolah sebagai sepak bola politik. Ia berpendapat, sekolah bisa dengan aman dibuka kembali setelah kasus virus corona benar-benar berhasil ditekan.

Baca Juga: Tanggapi Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani: Kami akan Ubah Rumah Kemal Ataturk Jadi Museum Genosida

Kasus virus corona global melewati telah melewati angka 13 juta pada Senin, 13 Juli 2020 menurut penghitungan Reuters, menandai tonggak penting lain dalam penyebaran penyakit yang menewaskan lebih dari setengah juta orang dalam tujuh bulan itu.

Kasus virus corona pertama dilaporkan di Tiongkok pada awal Januari dan butuh tiga bulan untuk mencapai satu juta kasus.

Dan, hanya perlu lima hari untuk mendaki menjadi lebih dari 13 juta kasus dari 12 juta yang tercatat pada 8 Juli lalu.

Baca Juga: Lagunya Pernah Dinotis Cho Seung Youn, Kini Lagu Ardhito Pramono Masuk Jajaran Playlist Milik V BTS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus virus corona sudah tiga kali lipat dari penyakit influenza parah yang tercatat setiap tahun.

Sejauh ini, ada lebih dari 568.500 kematian akibat virus corona, dalam kisaran yang sama dengan jumlah kematian influenza tahunan yang dilaporkan di seluruh dunia.

Penghitungan Reuters, berdasarkan laporan pemerintah, menunjukkan, laju penyebaran virus corona saat ini tercepat di Amerika Latin. Kawasan ini mencatat lebih dari setengah infeksi dan kematian dunia.

Baca Juga: Singkap Kasus Pembunuhan Yodi Prabowo, Polisi Telah Periksa CCTV untuk Temukan Petunjuk Baru

Amerika Serikat melaporkan rekor global kenaikan harian dengan 69.070 kasus baru pada 10 Juli. Di Brasil, 1,86 juta orang positif virus corona termasuk Presiden Jair Bolsonaro, dan lebih dari 72.000 orang meninggal.

India, negara dengan jumlah infeksi tertinggi ketiga, rata-rata menorehkan 23.000 infeksi baru setiap hari sejak awal Juli.

Di negara-negara dengan kapasitas pengujian terbatas, jumlah kasus hanya mencerminkan sebagian dari total infeksi. Sementara itu, para ahli mengatakan, data resmi kemungkinan kurang mewakili angka infeksi dan kematian.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x