Covid-19 Menginfeksi Lewat Udara, WHO Dikritik Bias dan Lambat hingga Singgung Asal Mula Teori Kuman

- 11 Juli 2020, 08:08 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. //Pexels/CDC/*/Pexels/CDC

PR CIREBON - Pandemi virus corona telah menyingkap bentrokan di antara para pakar medis tentang penularan penyakit yang berlangsung hampir seabad, yaitu asal mula teori kuman.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui minggu ini bahwa virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 dapat menyebar melalui tetesan kecil mengambang di udara, sebagai anggukan setuju kepada lebih dari 200 ahli dalam ilmu aerosol yang secara terbuka mengeluh bahwa badan PBB telah gagal untuk memperingatkan publik tentang risiko ini.

Baca Juga: Hagia Sophia Resmi Ditetapkan sebagai Masjid, Erdogan Tetapkan Ibadah Pertama Berlangsung 24 Juli

Namun WHO masih bersikeras pada bukti yang lebih definitif bahwa virus corona dapat ditularkan melalui udara, suatu sifat yang akan membuatnya setara dengan campak dan tuberkulosis dan memerlukan langkah-langkah yang lebih ketat untuk membendung penyebarannya.

"Gerakan lambat WHO mengenai masalah ini sayangnya memperlambat kontrol pandemi," kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia Universitas Colorado yang menandatangani surat publik yang mendesak badan tersebut untuk mengubah pedomannya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, Jimenez dan ahli lain dalam transmisi aerosol mengatakan WHO terlalu percaya pada anggapan bahwa kuman menyebar terutama melalui kontak dengan orang atau benda yang terkontaminasi. 

Baca Juga: Perkuat Peran Maria Pauline dalam Pembobolan Bank, Penyidik Lacak Aset dan Aliran Dana yang Mengalir

Gagasan itu adalah dasar dari kedokteran modern, dan secara eksplisit menolak teori racun kuno yang berasal dari Abad Pertengahan yang mengemukakan bahwa uap beracun dan berbau busuk yang terdiri dari bahan peluruhan yang disebabkan penyakit seperti kolera dan Black Death.

"Ini adalah bagian dari budaya kedokteran sejak awal abad ke-20. Untuk menerima sesuatu melalui udara memerlukan tingkat pembuktian yang sangat tinggi ini," kata Dr. Donald Milton, ahli aerobiologi dari Universitas Maryland dan penulis utama surat terbuka.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x