Tidak Ada Bukti Penyakit jadi Lebih Parah, WHO Sebut 30 Persen Sampel Covid-19 Tunjukkan Mutasi

- 4 Juli 2020, 21:36 WIB
ILUSTRASI covid-19.*
ILUSTRASI covid-19.* /Pixabay/Geralt/

PR CIREBON - Hampir 30 persen dari data rangkaian genom sampel virus Covid-19 yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada tanda mutasi, namun tidak ada bukti bahwa mutasi menyebabkan penyakit yang lebih parah, kata pejabat tinggi WHO, Jumat, 3 Juli 2020.

"Saya rasa cukup luas," kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Ia kemudian mengungkapkan bahwa PBB sejauh ini telah mengumpulkan 60.000 sampel Covid-19.

Baca Juga: Tandingi Teknologi Zoom, India Buat JioMeet yang Miliki Panggilan Gratis Tanpa Batas Durasi

Para ilmuwan di Scripps Research di bulan Juli menemukan bahwa pada April virus yang bermutasi menyumbang sekitar 65 persen kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia ke bank data utama.

Mutasi genetik pada virus corona jenis baru, yang dinamai D614G, secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi sel dan mungkin menjelaskan mengapa wabah di Italia utara dan New York menjadi lebih luas dibandingkan yang terlihat sebelumnya, menurut temuan riset.

Baca Juga: Sultan dari India, Seorang Pria Kenakan Masker Berbalut Emas 2,3 Kg dengan Harga Selangit

Maria Van Kerkhove, pembimbing teknis pandemi Covid-19 di WHO, pada Jumat mengatakan bahwa genus yang bermutasi telah ditemukan pada awal Februari dan telah beredar di Eropa dan Amerika.

"Hingga kini tidak ada bukti bahwa mutasi menyebabkan penyakit menjadi lebih parah," katanya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x