Selain itu, Profesor Basseti pun percaya bahwa salah satu alasan virus itu kini menyebabkan penyakit yang kurang serius adalah mutasi genetik yang membuatnya kurang merusak paru-paru manusia.
Baca Juga: Biarkan 60 Ribu Lebah Hilangkan Wajahnya Selama 4 Jam, Pria India: Saya Bisa Tetap Jalan dan Menari
Sedangkan alasan lainnya, orang mungkin hanya menerima dosis virus yang lebih kecil saat mereka terinfeksi, karena aturan jarak dan penguncian massal.
"Kesan klinis yang saya miliki adalah bahwa virus ini berubah dalam tingkat keparahan," ujar Matteo Bassetti.
"Pada bulan Maret dan awal April polanya sama sekali berbeda. Orang-orang datang ke unit gawat darurat dengan penyakit yang sangat sulit diatasi dan mereka membutuhkan oksigen dan ventilator, beberapa orang menderita pneumonia," tambahnya.
Baca Juga: Amati Banyak PNS Tak Produktif Selama WFH, BKN Siapkan Ancaman Pemberhentian Massal
Hal lainnya adalah Profesor Mateo Bassetti mengungkapkan pengamatannya dalam empat minggu terakhir yang menghasilkan gambaran mengenai virus corona telah benar-benar berubah dalam hal pola.
"Mungkin ada viral load yang lebih rendah di saluran pernapasan, mungkin karena mutasi genetik pada virus yang belum ditunjukkan secara ilmiah," tuturnya.
Hanya saja, para ilmuwan lain telah membalas klaim tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah bahwa virus telah berubah sama sekali. Artinya, klaim tersebut belum diterima dengan baik di komunitas ilmiah.
Baca Juga: 5 Pendaki Gunung Marapi Sumbar Dilaporkan Hilang, Sempat Memberi Kabar Tersesat di Tengah Rimba