Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan, Kasus Perdagangan Manusia di AS Meningkat Selama Pandemi

- 16 Juni 2020, 18:50 WIB
Bendera Amerika Serikat
Bendera Amerika Serikat /PIXABAY/Alexas_Fotos

PR CIREBON - Grup pegiat antiperdagangan manusia, Polaris mengungkapkan jumlah korban perdagangan manusia, yang menghubungi nomor darurat untuk menyelamatkan diri serta mencari tempat tinggal, meningkat selama karantina akibat pandemi Covid-19 di Amerika Serikat.

Polaris menjelaskan dampak ekonomi dan sosial akibat pandemi menciptakan suatu kondisi, yang membuat orang-orang menjadi rentan terjebak sebagai korban perdagangan manusia.

Covid-19 penyakit pernafasan yang mulai mewabah di AS pada pertengahan Maret, menutup sektor usaha serta menyebabkan jutaan warga kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Jadi Ancaman Serius untuk Korea Selatan, Zona Demiliterasi Siap Dibangun Benteng

Kelompok aktivis itu mengatakan jumlah warga yang menghubungi nomor darurat untuk mencari tempat tinggal darurat meningkat dua kali lipat, yaitu dari 29 orang pada Maret menjadi 54 orang pada April.

Polaris khawatir temuannya itu kemungkinan terkait dengan dampak wabah. Namun, kelompok itu tidak memastikan bahwa tingginya jumlah orang yang mencari tempat tinggal darurat itu disebabkan oleh Covid-19.

"Perdagangan manusia untuk prostitusi dan kerja paksa tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan itu merupakan produk akhir dari rangkaian persoalan kemiskinan dan kesenjangan sistemik,," kata Nancy McGuire Choi, kepala eksekutif Polaris, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Bisa Hemat Anggaran hingga 200 Juta per Tahun, Kota Cirebon Rencanakan Tambah 200 Titik PJU

"Gejolak ekonomi menyebabkan banyak korban terjebak dengan pelaku kekerasan, kondisi sulit yang mereka hadapi, merupakan faktor yang menyebabkan perdagangan manusia tumbuh subur," terang Choi.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x