Setelah kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971, pilot veteran itu bergabung dengan Angkatan Udara Bangladesh untuk melayani tanah airnya. Pada 1980, ia pensiun dan bergabung dengan dinas sipil dan kemudian berkarier di bidang politik.
Baca Juga: Penyanyi Roy Kim Jalani Wajib Militer di Pelatihan Marinir Pohang
Sehingga, kabar meninggalnya di ibukota Bangladesh, Dhaka langsung memberi kesedihan bagi lima negara itu.
Mulai dari seorang sejarawan Palestina, Osama al-Ashqar turut bersedih karena Azam dikenal hebat saat menjadi pilot pesawat tempur yang membela Al-Aqsa.
“Saudara-saudara kita di Bangladesh dan Pakistan adalah saudara kami dalam perlawanan dan membela Masjid Al-Aqsa,” ungkap Osama al-Ashqar dalam pernyataan yang dikutip dari Aljazeera.
Baca Juga: Viral di Medsos, Pria Kulit Hitam Selamatkan Pria Kulit Putih dalam Aksi Protes Black Lives Matter
Kemudian, seorang Profesor Palestina juga memuji Azam sebagai sosok yang mencintai Palestina dan bersedia bertempur demi Yerussalem.
“Saiful Azam mencintai Palestina dan bertempur demi Yerusalem,” tutur Profesor Palestina, Naji Shoukri.
Bahkan, jurnalis Palestina terkenal Tamer al-Mishal memuji Azam dengan memberinya julukan sebagai “Elang Udara”.
Baca Juga: Penyelamatan Penculikan Dramatis Keluarga Terkaya Ketujuh di Tiongkok, Berhasil Lolos Berkat Anaknya