PR CIREBON - Korea Utara mulai menegaskan kembali rasa tidak suka atas beredarnya pembelot membangkang yang bebas berkeliaran di zona demiliterasi.
Ini dibuktikan dengan tidak ditanggapinya panggilan dari Korea Selatan, sehingga jelas membuat para pejabat Korea Selatan seketika gelisah.
Dalam pemberitaan sebelumnya, hubungan dua Korea kembali memanas usai adanya selebaran anti-Korea Utara dalam bentuk balon-balon terlihat tanpa henti menembus perbatasan zona demiliterasi.
Baca Juga: Lakukan Penggeledahan di Rumah Terduga Teroris, Tim Densus 88 Temukan Sejumlah Barang Bukti
Lebih detail, Korea Utara pun menyebut balon-balon itu sebagai 'aksi perang'. Sehingga secara tegas, Korut memperingatkan Seoul untuk menghentikan kegiatan tersebut.
Pasalnya, balon-balon itu biasanya membawa pamflet yang mengutuk rezim yang tertutup, pelanggaran hak asasi manusia, dan kepemimpinan Kim.
Sedangkan, Kim Yo-jong yang dikenal sebagai adik perempuan dari pemimpin yang paling berpengaruh di Korea Utara juga ikut memperingatkan sejumlah konsekuensi untuk Korea Selatan.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Capai Rekor Tertinggi, WHO Sebut Pandemi Jauh dari Selesai
Sejumlah konsekuensi itu, meliputi penutupan kantor penghubung secara permanen, penutupan taman industri yang telah lama ditangguhkan di Kaesong hingga membatalkan perjanjian militer lintas batas 2018 lalu.
Dalam arti lain, peringatan Kim Yo-jong itu menjadi bukti langkah konsisten Korea Utara yang telah lama mempermasalahkan peluncuran balon itu.