Serangan-serangan yang terjadi di tengah retorika anti-media dari Presiden AS Donald Trump, telah ditujukan pada organisasi media di seluruh spektrum politik.
Leland Vittert, koresponden Fox News dengan pengalaman di zona perang, dan krunya diserang oleh demonstran di dekat Gedung Putih pada hari Jumat setelah diidentifikasi sebagai karyawan Fox News.
"Itu yang paling menakutkan yang saya alami sejak terperangkap dalam gerombolan yang menyerang kami di Lapangan Tahrir (di Kairo, Mesir)," kata Vittert dalam wawancara dengan Reuters yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.
Baca Juga: Donald Trump Resmi Putuskan Hubungan AS dengan WHO karena Virus Corona
Vittert ingat bagaimana persepsi publik terhadap media sama-sama memburuk selama waktunya meliput Timur Tengah.
"Kami melihat bahwa transisi terjadi ketika mereka yang kami laporkan berubah dari senang kami berada di sana untuk menceritakan kisah kami menjadi melihat kami sebagai target potensial. Dan sekarang kita melihat perubahan yang sama di Amerika yang menakutkan," katanya.
Sejak menjabat pada tahun 2017, Trump sering mengecam media.
"Ada kampanye fitnah media oleh Presiden Trump," kata Courtney Radsch, direktur advokasi di Committee to Protect Journalists.
Baca Juga: Ingin Tambah Negara ke Daftar Undangan, Donald Trump Tunda KTT G7
Radsch mengatakan ini juga terjadi ketika pengunjuk rasa ingin 'mengendalikan narasi mereka juga'. Semua orang ingin langsung ke publik dengan cara mereka sendiri.