Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa dua 'pelaku' utama yang menargetkan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) adalah Rusia dan Tiongkok.
Pakar keamanan mengatakan bahwa Tiongkok dipilih sebagai sumber utama serangan ini.
"Kami sangat terbiasa dengan peningkatan intrusi cyber ke pusat-pusat medis, pusat penelitian, universitas, siapa pun yang melakukan penelitian di bidang ini," ujar John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman.
Ia menyatakan bahwa tidak ada yang lebih berharga dari penelitian biomedis terkait vaksin Covid-19 di tengah pandemi tersebut.
Baca Juga: Dunia Butuh 2 Tahun untuk Normal Lagi Usai Covid-19, Pejabat Korea Selatan Memperingatkan
Hal ini bukan sekedar komersial, namun negara yang berhasil membuat vaksin dan temuan baru maka akan memiliki kisah sukses geopolitik yang signifikan.
Dalam hal ini, Tiongkok berusaha memblokir laporan Uni Eropa yang menuduh Beijing menyebarkan disinformasi tentang virus corona.
Pasalnya Uni Eropa pada laporan internalnya menyebut bahwa Tiongkok terus menjalankan kampanye disinformasi global untuk mengelak dari tudiuhan atas pecahnya pandemi dan meningkatkan citra internasionalnya.
"Tiongkok dihantam pandemi belum lama ini, sehingga rakyatnya dapat berempati dengan penderitaan orang Amerika sekarang. Telah ada pembicaraan tidak menyenangkan antara bangsa kita tentang penyakit ini. Tetapi ini bukan waktunya untuk menunjuk dengan jari. Ini adalah waktu untuk solidaritas, kolaborasi dan dukungan timbal balik," ujar Duta Besar Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai.