I cannot thank our magnificent NHS enough. The staff at St Thomas’ Hospital have been incredible. I will never, ever be able to repay you and I will never stop thanking you. ????— Carrie Symonds (@carriesymonds) April 12, 2020
Sementara Johnson rehat sejenak dari pekerjaan kenegaraannya, para menteri Inggris mendapat tekanan untuk menjelaskan bagaimana angka kematian nasional akibat wabah itu naik begitu cepat.
Baca Juga: Kepergok Curi Motor, Dua Pria Diringkus Polisi yang Sedang Patroli Virus Corona
Diketahui, dalam dua hari berturut-turut, Inggris melaporkan kasus kematian di rumah sakit yang meningkat tajam, hingga lebih dari 900 pasien.
Bahkan pada Jumat 10 April 2020, angkanya tercatat 980 kasus, melebihi catatan kematian tertinggi di Italia, pusat wabah Covid-19 wilayah Eropa.
Kini, Pemerintah Inggris harus dapat menjelaskan langkah mereka sejauh ini, termasuk melakukan tes yang dinilai jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan negara-negara Eropa.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Pesan PT MOSI Siap Sediakan Alat Rapid Test Covid-19, Berikut Faktanya
Masyarakat juga mengungkap kekecewaanya akibat menduga selama ini pemerintah telah lambat memutuskan langkah efektif, seperti karantian wilayah, saat infeksi Covid-19 mulai merebak dengan agresif di Inggris.
Namun sejauh ini, para menteri juga belum mengeluarkan pernyataan permohonan maaf secara resmi atas kekurangan alat-alat pelindung bagi tenaga medis di rumah sakit yang tentunya fenomena ini sangat gegabah melihat lonjakan terinfeksi semakin hari semakin bertambah.
Sebagai tanda situasi darurat, Ratu Elizabeth II menyampaikan pesan keduanya kepada bangsa, 'virus corona tidak akan mengalahkan kita', seraya menguatkan bangsa agar selalu percaya pada pemerintah atas pengendalian virus corona.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Pesan PT MOSI Siap Sediakan Alat Rapid Test Covid-19, Berikut Faktanya