Bahkan Presiden AS ini telah mewacanakan pertemuan dengannya guna membahas strategi penanganan virus yang menewaskan ratusan ribu orang di dunia ini.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan, karena hubungannya sangat baik, maka kedua pihak ingin tetap mempertahankan kesepakatan pedagangan multi-miliar dolar yang akan dicapai tahun ini.
Baca Juga: Bingung Berat Badan Naik Selama WFH? Berikut 5 Rekomendasi Makanan Berlemak Sukseskan Diet
"Mengenai apakah angka-angka mereka akurat atau tidak, Saya bukan seorang akuntan dari Tiongkok," ujar Trump.
Sementara itu, beberapa pejabat intelijen menyebut, angka yang diungkap Tiongkok palsu, bahkan senator Partai Republik Ben Sasse menyebut, data yang disampaikan Tiongkok sebagai propaganda.
"Klaim bahwa Amerika Serikat memiliki lebih banyak kasus kematian dibandingkan Tiongkok akibat virus corona adalah palsu.
"Tanpa mengomentari informasi rahasia, ini jelas sangat menyakitkan. Tiongkok akan terus berbohong soal virus corona demi melindungi rezim," ungkap Sasse.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Presiden Jokowi Korupsi Rp 59 Triliun Saat Pandemi Covid-19?
Hal senanda juga disampakaikan anggota Komisi Urusan Luar Negeri Kongres Tiongkok, Michael McCaul. Ia menyebut Tiongkok bukan mitra yang dapat dipercaya dalam perang melawan Covid-19.
Bahkan, ia meminta anggota parlemen negara lain untuk menggelar penyelidikan terkait kasus pembungkaman pandemi ini.